Jam menunjukan pukul 7.00 wita pagi hari. Seperti biasanya masyarakat Kota Kupang memulai aktivitasnya, pergi ke pasar, tempat kerja hingga ke sekolah. Dan seperti biasa
pula masyarakat kota menggunakan sarana masing-masing menuju tempat tujuan,
jika dekat ada yang berjalan kaki, ada yang menggunakan kendaraan pribadi atau
menggunakan transportasi umum. Bagi yang menggunakan transportasi umum akan menggunakan
angkutan bemo model mikrolet tipe Pick Up dengan pintu
penumpang berada di bagian belakang kendaraan. Di tahun
70-an ongkos dalam kota jauh dekat masih
sebesar Rp. 25,-
saja dan keadaan Kota Kupang saat itu masih lengang,
tak banyak kendaraan dan suasana tidak seramai saat ini.
Selasa, 27 Oktober 2015
Kota Kupang,
Sejarah
Tragedi Terbakarnya Bemo Ridho Galih di Kupang 17 Mei 1978
Foto: flash-screen.com
Matahari
begitu penting bagi kehidupan di alam semesta ini, tanpa sinar matahari tentu tak ada kehidupan. Hampir semua makhluk hidup
membutuhkan sinar matahari, apa jadinya jika sinar matahari tidak ada, dan tanaman
tidak bisa melakukan pembakaran melalui proses fontosintesis dan menghasilkan oksigen, maka
kehidupan akan menemukan ketidakseimbangan. Matahari selain sebagai sistem yang berfungsi
menghidupkan kehidupan juga memiliki misteri penyembuhan bagi kesehatan umat
manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!