Buku
ini terbilang salah satu yang unik, dapat dinilai dari seringnya buku ini
disebut-sebut dalam artikel yang berkaitan dengan tinjauan tentang filmisasi
karya sastra dalam hal ini novel. Tak jarang buku ini juga di cari-cari hingga
ke sosial media online oleh para calon
peneliti, mahasiswa bahkan kalangan umum sebagai referensi dalam kaitan
penulisan kajian sastra tulis yang diangkat menjadi film. Namun sayang buku ini
hanya sekali dicetak dan diterbitkan pada tahun 1991 oleh Penerbit Nusa Indah,
Ende - Flores, selebihnya buku ini hanya ditemukan dalam bentuk fotocopy-an dan sudah menjadi buku langkah
yang tidak lagi ditemukan di toko-toko buku, kalaupun ada mungkin hanya ada
dibeberapa perpustakaan tertentu saja yang masih menyimpannya sebagai koleksi.
photo: djangkarubumi.com
Seperti
kurang lengkap jika mengaku sebagai pecinta buku, namun belum pernah
mengunjungi salah satu toko buku yang telah menjadi legenda di negeri ini. Adalah
Toko Gunung Agung yang masyhur dikenal sebagai
perintis toko buku dan alat tulis (stationery)
terkemuka di Indonesia. Hingga kini dalam usahanya selalu menyediakan kebutuhan
akan buku-buku berkualitas dan produk-produk pilihan lainnya bagi pelanggan, dengan
harga bersaing serta pelayanan yang prima.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!