Buku terbitan koleksi penerbit |
Pada
pertengahan bulan lalu, saya menyempatkan berkunjung ke Komunitas Bambu yang
terletak di Depok, Jawa Barat. Komunitas Bambu yang kemudian disingkat menjadi
KOBAM, telah dikenal sebagai sebuah lembaga penerbitan buku yang secara khusus menggarap buku-buku ilmu pengetahuan
sejarah, budaya dan humaniora. Kehadiran penerbitan ini menambah khazanah
keilmuan terkhusus bertemakan sejarah bangsa. Penerbit Kobam didukung dengan jaringan
distribusi buku yang luas, sehingga memudahkan menemukan buku terbitan Kobam di
berbagai toko buku, termasuk di Toko Buku Gramedia se-Indonesia dan jaringan
toko buku online.
Sejak
didirikan oleh JJ Rizal tahun 1998, Komunitas
Bambu secara bertahap mengalami perkembangan dan pada
tahun 2005, membentuk unit
penerbitan Masup Jakarta yang khusus
menerbitkan buku-buku sejarah dan sastra Jakarta, kemudian disusul dengan penerbitan Ka
Bandung yang fokus pada penerbitan buku-buku bertema
Jawa Barat, lalu penerbitan Mushaf
untuk menerbitkan buku tema Islam dan kemudian penerbitan Ruas untuk tema umum lainnya. Beberapa unit penerbitan tersebut tergabung dalam Kelompok Penerbit Kobam (KPK). Kini sudah ratusan lebih buku yang telah diterbitkan
Kobam melalui unit-unit penerbitannya dan prestasinya adalah
ketika di tahun 2011 mendapatkan penghargaan Jakarta
Book Awards IKAPI (Ikatan Penerbit
Indonesia) sebagai dedikasi “share
knowledge and change lives through books”.
Suasana kantor Kobam |
Tokoh dibalik
kesuksesan Komunitas Bambu adalah sang pendiri JJ Rizal, seorang tokoh muda
yang saat ini sering muncul sebagai nara sumber pada media televisi dan radio
serta melalui
tulisan-tulisannya di berbagai media cetak. Kapasitasnya sebagai sejarahwan muda tak diragukan
karena ia menguasai tema-tema sejarah baik dalam tataran lokal hingga nasional, dari hal-hal sepele yang
terabaikan hingga hal-hal serius dalam sejarah. Ia adalah tokoh yang mampu membawa tulisan sejarah
menjadi hal yang menarik, tidak
kaku seperti tulisan sejarah pada buku-buku pelajaran sekolahan, yang cendrung lebih sebagai materi hapalan dibandingkan
mendorong untuk berpikir dan berpikir lebih kritis. Karena bagaimanapun sejarah masa lalu dapat terbawa menyentuh ke konteks kehidupan
kekinian dan sekaligus gaya hidup, sehingga sejarah dapat
menyentuh ke ranah
yang lebih popular. Selain itu Ia menekankan akan kesadaran historis, karena sejarah seringkali
didistorsi untuk kepentingan tertentu.
Buku yang diborong |
Dalam
kesempatan kunjungan tersebut saya mendaftar nama di buku tamu dan kemudian
memborong beberapa buku. Buku ditawarkan dengan diskon yang
lumayan besar jika langsung berkunjung ke Penerbit Kobam. Kini sudah
puluhan buku Kobam yang menjadi koleksi saya, sebuah wujud dari kecintaan akan buku.
(*)
Kupang, 14 Oktober 2012
©daonlontar.blogspot.com
©daonlontar.blogspot.com