Waktu itu berjalan tanpa kaki, menunjuk
tanpa jari, berputar tanpa pinggang dan berdetak tanpa denyut nadi. Waktu dapat membuat apapun di dunia ini menjadi uzur, rapuh
dan luruh, demikian juga dengan manusia. Sebagai salah satu entitas penting di
alam semesta ini, umat manusia memiliki relasi dengan waktu yang tak dapat
dipisahkan. Sayangnya, waktu selalu bersama manusia, tetapi manusia tak
selamanya bersama dengan waktu. Sedikit mengingat kembali apa yang telah saya lalui
selama 33 tahun ini. Dimulai dari 5 tahun pertama yang dilalui sebagai anak
kecil dengan berbagai permainannya, 12 tahun bersekolah dasar dan menengah
dengan berbagai pelajarannya, 5 tahun di sekolah tinggi dengan berbagai
kisahnya, 3 tahun istirahat sebagai freelancer
dengan berbagai pencariannya dan
8 tahun bekerja sebagai pegawai negeri dengan berbagai pekerjaannya.
Mencapai usia 33 tahun ini sudah merupakan hadiah besar,
karena banyak juga manusia yang tak pernah hidup sampai di umur 33 tahun.
Sebelum mencapai usia tersebut, banyak yang telah meninggal karena berbagai
sebab. Mencapai usia 33 tahun, ibaratnya telah menjalani setengah dari umur
manusia dengan asumsi 66 tahun Usia Harapan Hidup (UHH) rata-rata manusia Indonesia. Atau
juga telah menjalani sepertiga umur, jika asumsi umur 100 tahun adalah usia maksimal
yang dimiliki manusia bila terus diberikan semangat dan kesehatan yang prima
oleh Tuhan.
Konon menurut survey di usia 33 tahun lah, seseorang telah
memasuki masa yang paling sibuk dalam hidupnya, ketika dituntut untuk
menyeimbangkan pekerjaan, keluarga, hobby dan aktivitas sosial lainnya,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingan pada usia sebelumnya.
Bahkan karena sibuknya, banyak orang di usia ini mengurangi jam tidurnya untuk
lebih banyak digunakan beraktifitas. Sumber penelitian lainnya, menyebutkan
bahwa di usia 33 tahun seseorang lebih merasakan kebahagiaan, telah terlepas
dari romantisme masa kanak-kanak, teredamnya emosional masa remaja yang liar
dan nakal, namun sebaliknya energi hidup semakin menemukan tracknya, sehingga
usia 33 tahun dianggap sebagai umur dengan angka ajaib.
Namun yang menariknya di usia 33 tahun ini, adalah bahwa umur
33 tahun adalah usia abadi manusia di surga. Menurut sumber hadis disebutkan
bahwa penghuni surga adalah mereka-mereka yang berusia 33 tahun. Di surga tak
ada bayi, anak-anak, remaja atau orang yang sudah uzur tetapi mereka semua
dibangkitkan dalam keadaan muda dan berumur 33 tahun. Berusia 33 tahun dianggap
sebagai usia kesempurnaan, karena di masa usia tersebut, manusia berada di
puncak kematangan, kesempurnaan hidup sehingga bisa menikmati keindahan surga
yang dijanjikan. Kita akan bertemu dengan leluhur hingga turunan anak cucu kita
dalam keadaan mudanya, sekali lagi di usia 33 tahun!
Di usia 33 tahun ini, terhitung 7 tahun lagi menuju usia 40
tahun, kiranya saya bisa memanfaatkan waktu terbaik sebelum mencapai umur 40
tahun. Karena menurut kata orang-orang di usia 40 tahun lah, hidup sesungguhnya
baru di mulai (life is begins at forty),
karena di saat itu, semua orang sudah di anggap mapan dalam hidup. (*)
Tak
ada lilin, tak ada kue, tak ada tumpeng,
tetapi
cukup merayakan ulang tahun dengan sebuah tulisan bersama isteri.
Kupang, 8 Ramadhan 1436 / 25 Juni 2015
©daonlontar.blogspot.com
©daonlontar.blogspot.com