Kini sudah
sebulan umurku, memang waktu berputar begitu cepat. Aku seorang bayi lucu yang
sedang mengalami pertumbuhan. Tak ada pertumbuhan manusia paling cepat selain
masa bayi. Minggu pertama aku belum begitu ekspresif karena indra penglihatanku
belum terlalu melihat dengan jelas, walau mataku telah terbuka lebar, hanya
bayang-bayang yang kutemukan. Kadang aku masih terlihat bermain sendirian,
menurut orang-orang tua aku sedang bermain dengan ruh ari-ari yang pernah
menemaniku selama di kandungan. Minggu
ketiga aku sudah
bisa merasakan pergerakan bayang-bayang wajah kedua orang tuaku. Dan sebulan kemudian aku
seperti sudah mengenali orang-orang disekelilingku, wajah ibu selalu aku tatap
baik-baik ketika menyusu dan sesekali melemparkan pandang ke ayahku.
Sejak minggu kedua selain tangis aku sudah bisa mengeluarkan beberapa suara sesuai suasana hatiku, kadang merasa nyaman, kadang butuh perhatian, ataupun karena ada sesuatu yang tidak menyenangkan. Aku seperti sudah mulai mengajak berkomunikasi dengan kedua orang tuaku walau dengan menggunakan bahasaku sendiri. Di minggu keempat aku sudah bisa menendang-nendang lebih kuat dan kedua tangan ku terus mengapai-gapai tanpa henti, aku sudah bisa mengangkat tulang belakangku, mengelengkan leher ke kiri dan kanan, aku menjadi anak yang sehat.
Sejak minggu kedua selain tangis aku sudah bisa mengeluarkan beberapa suara sesuai suasana hatiku, kadang merasa nyaman, kadang butuh perhatian, ataupun karena ada sesuatu yang tidak menyenangkan. Aku seperti sudah mulai mengajak berkomunikasi dengan kedua orang tuaku walau dengan menggunakan bahasaku sendiri. Di minggu keempat aku sudah bisa menendang-nendang lebih kuat dan kedua tangan ku terus mengapai-gapai tanpa henti, aku sudah bisa mengangkat tulang belakangku, mengelengkan leher ke kiri dan kanan, aku menjadi anak yang sehat.
Tali pusarku lepas di hari ke sepuluh
untuk memastikan aku sudah sesekali bisa menggunakan celana. Aku sedikit demi sedikit
membesar dan memanjang. Ketika aku lahir sudah di beri imunisasi Hepatitis
B, Polio dan tepat sebulan aku ke puskesmas untuk
imunisasi BCG. Dan cerita lucu ibuku, bahwa ia harus ikut nagis ketika aku
disuntik imunisasi BCG.
Kini wajahku semakin ekspresif, hal yang
sangat disukai oleh kedua orang tuaku. Aku bisa menunjukan wajah berbagai
karakter dari senyum manis, tertawa kecil, kecut, jaim, kaget, heran, galau,
sedih hingga marah. Hal yang mengelitik kedua orang tuaku saat memperhatikan
wajah innocent face ku saat mereka
rutin bergantian menganti lampin dan loyorku ketika aku bab dan bak. Kadang
juga aku sering berceloteh sendirian di tempat tidur tanpa ditemani, namun
dikala tertentu aku merasa harus ditemani, jika tidak maka aku akan menangis
sekerasnya. Hari-hari di bulan pertamaku membuat kedua orang tuaku sibuk, saat
siklus tidurku yang belum sesuai siklus tidur normal. Aku bisa banyak tidur di
antara pagi selepas mandi hingga saat waktu mandi sore dan selanjutnya banyak
bermain dan menyusu di saat magrib hingga shubuh menjelang, maka di saat itulah
orang tuaku kurang tidur, terutama ayah yang beberapa kali harus terlambat datang
kantor.
Aku semakin
banyak merasakan suasana alam, panasnya suhu kota, dinginnya shubuh hingga
hujan yang kadang besar atau hanya sekedar rintik-rintik, jika hujan membesar tangisku
bisa berhenti dan aku terdiam pilu, mungkin karena aku segan dengan suara
hujan. Bukan hanya itu aku bahkan sudah
merasakan gempa
bumi berskala 5,2 R sejak hari ke sembilanku dan tentunya
gerhana matahari total yang akan berlangsung 9 Maret 2016 nanti. (*)
Catatan Anakku!
Kupang, 26 Februari 2016
Kupang, 26 Februari 2016
©daonlontar.blogspot.com