Hari demi hari berlalu dan aku beranjak menemukan sedikit
demi sedikit pengalaman tumbuh kembangku. Aku kini memiliki waktu 8 jam
sehari semalam untuk tidur dan 16 jam disisa waktu diisi dengan bermain, kadang
bermain sendirian, kadang juga bermain sambil ditemani ayah dan ibu. Begitu
banyak mainan yang sudah dibeli ayah dari tugas dinasnya ke ibu kota, dan
sebegitunya aku seperti bosan dan ingin merengkuh apa saja dan menganggapnya
sebagai mainan. Salah satunya aku sudah bisa menyisir rambut sendiri, karena
sudah sering merasakan rambutku disisir dan juga melihat ayah dan ibu yang
sering menyisir rambut. Aku semakin aktif baik di tempat tidur maupun dilantai,
yang kadang membuat aku kejedot baik di tempat tidur karena aku sering
membantingkan badanku di atas spring bed
yang sudah dipendekkan, namun sering aku salah tempat dan justru kepalaku
mengenai dinding kamar. Demikian juga ketika aku sedang merangkak dengan cepat,
kala karena terlalu semangat akhirnya membuat tulang pipiku membentur lantai,
alhasil dua hal itu membuat aku menangis!
Dan kini aku semakin menyukai youtube, aku suka sekali menonton tayangan anak-anak di portal vidio tersebut, aku bisa berkosentrasi. Momen inilah yang dimanfaatkan ibu untuk memberikan aku makan, karena hanya di saat aku berkosentrasi di youtube offline, maka aku bisa memakan habis apa yang diberikan oleh ibuku. Walau hiburan di youtube cukup membantu tapi pola makanku sangat tergantung sikon, kadang aku makan banyak, kadang pula aku makan sendikit. Di saat yang sama, aku sudah melupakan gesture mengeluarkan udara dengan mulut tertutup dan atau mengeluarkan suara dari rongga mulut dengan telapak tangan menutup dan membuka.
Dan kini aku semakin menyukai youtube, aku suka sekali menonton tayangan anak-anak di portal vidio tersebut, aku bisa berkosentrasi. Momen inilah yang dimanfaatkan ibu untuk memberikan aku makan, karena hanya di saat aku berkosentrasi di youtube offline, maka aku bisa memakan habis apa yang diberikan oleh ibuku. Walau hiburan di youtube cukup membantu tapi pola makanku sangat tergantung sikon, kadang aku makan banyak, kadang pula aku makan sendikit. Di saat yang sama, aku sudah melupakan gesture mengeluarkan udara dengan mulut tertutup dan atau mengeluarkan suara dari rongga mulut dengan telapak tangan menutup dan membuka.
Di bulan ini aku
sempat sakit panas sehari yang membuat aku lebih banyak terdiam, namun sakitku
cepat hilang, dimana aku kembali aktif dan menghibur kedua orangtuaku dengan
membuat kamar layaknya kapal pecah dipenuhi mainan yang berhamburan. Karena
memang kegemaranku saat ini adalah membuat sesuatu yang rapi menjadi berantakan,
dan ingin menyentuh apa saja. Di bulan ini aku juga untuk pertama kalinya
terkena sakit pilek yang sedikit membuat aku sulit bernapas, saat aku terlelap
terdengar suara nafas yang sedikit terhambat. Saat ini juga aku lebih sering bangun
tidur dengan posisi langsung duduk kadang dengan terdiam dan kadang dengan menangis.
Dalam bulan ini aku
juga punya kesempatan berlibur akhir tahun di rumah oma di Alak, aku senang
karena bertemu dengan oma, tante, sepupu dua kali, juga dengan orang-orang
baru, aku begitu kegirangan. Ada keinginan aku untuk berinteraksi dengan orang
baru dengan senyuman, padahal dibulan sebelumnya aku takut dengan orang asing.
Aku juga sudah berinteraksi dengan hewan, seperti mengusir kucing dengan gesture tangan yang melambai-lambai,
apalagi dengan menggunakan sendok rice
cooker, seakan-akan menyuruh kucing pergi menjauh. Satu peristiwa lucu
adalah ketika bertemu dengan anak kucing untuk pertama kalinya, alangkah shoknya
diriku melihat kucing dalam bentuk imut, jauh dari gambaran kucing yang sering
aku lihat, yang namanya “ucil”, yang terluka dibagian hidungnya.
bersama oma tersayanng
bersama dengan para sepupu dua kali
Aku semakin cerdas
untuk mengambil keputusan, ketika aku sedang merangkak dan jalanku dihalangi
maka aku akan memutar mencari jalan yang lain. Jika aku sedang menonton
televisi dan ada yang menghalangi maka aku akan mencari celah lain untuk tetap
menonton tayangan televisi. Dan kali ini aku sudah bisa mengekspresikan diri
bila menginginkan sesuatu, aku segera menunjuk apa yang aku inginkan, jika
tidak dikabulkan yah aku menggunakan jurus lama yaitu nangis!. Aku juga sudah
punya gesture menyambut datangnya
keinginan mengendong dari orang tuaku.
membantu ibu membuat kue dan makan pepaya
Aku semakin cerewet,
biasa bermain dengan berbicara sendiri, kata-kata seperti mbetch, mbitch, menye-menye, aku sering keluarkan. Dan terkadang
dari pembicaraan kedua orangtuaku seolah nyambung dengan pertanyaan atau apa
yang sedang dingobrolkan, kala aku pernah mengucapkan di atas, tidak bisa, mie ayam, minta beli, seraya menyambung apa yang dikatakan kedua
orangtuaku. Walau aku sudah bisa berdiri tegak beberapa bulan lalu, namun
hingga saat ini, sepertinya aku belum percaya diri untuk bisa berdiri tanpa
ditopang atau berpegangan, dan aku juga belum menunjukkan tanda-tanda untuk
bisa segera berjalan. Saat ini aku sudah bisa naik ke tempat tidur sendiri, dan
dengan gesitnya bisa ke dapur hingga kamar mandi. Disinilah aku kadang terlihat
rajin, mulai membantu ibu mencuci pakaian, menjemur, memotong sayuran hingga
membantu ibu membuatkan kue yang enyak-enyak. Aku dengan enam buah gigi, sudah
gemar memakan biskuit, daging bakso, perkedel, tempe, pisang molen, kue, buah
pepaya dan lainnya. Ketika apa yang sedang dimakan orangtuaku, maka aku juga
seperti ingin merasakan dan meminta dan segera menangis bila tidak diberikan.
Dan sudah diprediksi
oleh orang tuaku bahwa aku punya pendirian yang keras, dan aku kadang terlihat
marah sendirian, entah dengan berteriak keras sambil mengomel dengan bahasa
yang tidak jelas atau dengan mengebas tangan dengan kuat atau sambil memukul
meja. Ini sudah dibaca orangtuaku bahwa apa keinginanku harus terkabulkan.
Namun orangtuku punya trik sendiri untuk meredam kemarahanku!, salah satunya
cepat digendong dan dibujuk rayu. Demikianlah kisahku di bulanku yang kesebelas
ini! (*)
Kupang, 26 Desember 2016
©daonlontar.blogspot.com