
Adalah
Emilie yang berasal dari kota kecil Langon, Prancis. Keputusan menikah dengan Lucien
Bernières, seorang administrator kolonial, mengantarkannya ke impian masa
kecilnya. Menjelajahi tempat yang jauh, tanah Hindia Belanda, di Jawa. Di
Batavia, ia menemukan apa yang menjadi pertanyaan di masa kecilnya tentang
ketidakadilan dan diskriminasi yang kemudian memancing jiwa memberontaknya.
Sepertiga
bagian terakhir dari novel ini akan menguras energi tokoh utama Emilie, yang
akan difokuskan ke seorang pemuda asal dari Pulau Solor dari kepulauan Sunda
Kecil. Ia bernama Anendo, pandai mengambar yang juga berprofesi sebagai
wartawan, memikat dengan rambut panjang menjuntai diikat, berkulit gelap dengan
wajah mestizo.
Anendo
seorang representasi “Inlander” dari sebuah pulau kecil nun jauh di Timur sana.
Timur dengan pesona rempah-rempah yang membuat barat terpaksa serakah, dari
daerah penghasil cendana, pulau Solor. Pesona harum rempah rupanya melekat di
kulit Anendo, ia bisa membuat Emilie, wanita Eropa tersebut tenggelam dalam
asmara terlarang. Sejak perkenalan hingga perpisahaan mengundang kesan
romantisme dalam berbagai metode perselingkuhan yang dibalut antara semangat kolonialisme
dan perlawanan politik pribumi.Anendo
mendapatkan pengetahuan membaca dan mengambar dari seorang pendeta Portugis
yang pernah menempati benteng Lohayong di Pulau Solor. Dan kemudian mengambil
kesempatan berhijrah ke Singapura dan kemudian menjadi aktivis pergerakan di
Batavia awal abad ke-20.
Anendo adalah pribumi keturunan dari Portugis hitam,
atau campuran dari keturunan Portugis, Belanda dan Timor, yang juga diceritakan
orang tuanya bahwa tanah mereka menjadi rebutan pengaruh antara Portugis dan
Belanda dalam memperebutkan komoditas yang diburu dalam perdagangan
internasional kala itu, Cendana. Dengan karakter yang tenang, justru
mengeluarkan aura ketampanan yang dipuji-puji Emilie. Bahkan aroma minyak
cendana yang dibalur ditubuhnya oleh pembantunya, mengingatkannya pada Anendo.
Hubungan seksual mereka seperti menegasikan antara penjajah dan yang dijajah,
sebagai momentum pergerakan dari tubuh-tubuh manusia.(*)
comments