27 Juni 2012, adalah hari pemilihan putaran kedua Walikota Kupang
Provinsi Nusa Tengggara Timur. Di saat Ibu Kota Indonesia sedang dalam tahap
persiapan Pilkada Provinsi DKI, maka di Kota Kupang telah melalui tahap akhir
proses pemilihan Walikota dan Wakil Walikota periode 2012-2017. Tidak bermaksud
membandingkan antara Jabatan Gubernur DKI Jakarta dengan Jabatan Walikota di
sebuah kota sedang bertumbuh di tenggara Indonesia. Namun dari proses demokrasi
yang berjalan dapat dilihat sebuah kesamaan dinamika politik masyarakat yang
seiring bertumbuh dalam aras pemilihan langsung pimpinan daerah. Dalam sejarah, Kota Kupang telah melangsungkan dua kali pemilihan kepala daerah secara langsung dan khusus kali ini berlangsung hingga putaran ke-II.
photo: http://theirhands.blogspot.com
|
Dari judul di atas seolah mengambarkan perbedaan antara kedua kosa kata tersebut baik dari peristilahaan, arti atau juga berkaitan dengan makna. Istilah bunga rampai sudah begitu jamak dipergunakan dalam pembedaharaan bahasa Indonesia. Konon istilah ini berasal dari Sumatra Selatan yang artinya kumpulan bunga-bunga untuk digunakan sebagai sesajen, wadah interaksi supranatural dan merupakan salah satu syarat untuk jampi-jampi dukun. Selain itu bunga rampai juga digunakan untuk bunga tabur makam.
Tugu Kujang |
Baru pertama kali menginjakan
kaki di Kota Bogor. Memang awalnya udara terasa panas, namun menjelang sore hari, hujanpun tumpah ruah membasahi Kota Bogor. Mafhum saja
kalau Kota Bogor telah dikenal dengan sebutan kota hujan. Letaknya di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede, membuat Kota Bogor memiliki curah hujan
yang sangat tinggi sehingga turun hujan (hujan orografis) hampir setiap harinya. Hal inilah yang membuat Kota Bogor
menjadi unik. Kota
Bogor berjarak 60 kilometer dari pusat Kota Jakarta dan berada pada ketinggian
190-350 mdpl, dengan
suhu
udara yang relatif sejuk. Kota ini terkenal dengan ikon Tugu Kujang, yang merupakan
bentuk senjata tradisional khas masyarakat Sunda yang terletak berhadapan
dengan Kampus IPB Baranag Siang.
Minggu, 10 Juni 2012
Sastra,
Ulas Buku
Perahu Kertas: Menulis dengan lukisan dan melukis dengan tulisan!
Jika kita memasuki
dunia melukis maka kita tak bisa lepas dari salah satu nama yaitu Vincent van Gogh. Seorang seniman dunia yang menggeluti seni lukis dan
menjadikan sebagai jalan hidup. Dikisahkan bahwa Van Gogh ingin merasakan
penderitaan bersama buruh tambang di Borinage, Belgia. Ia bergabung dan hidup dalam kemiskinan dan
kesengsaraan. Disitulah Van Gogh mulai menghibur,
menolong bahkan merelakan hartanya untuk para buruh miskin tersebut. Namun hal ini dikritik oleh sastrawan Emile Zola, yang menganggap bahwa
tindakan tersebut bodoh dan tidak akan membantu kehidupan para buruh tambang. Sebagai sastrawan Emile Zola lalu menulis buku yang menggambarkan kehidupan
dari para buruh tambang tersebut. Jauh lebih banyak
membantu mereka dengan membuat penderitaan mereka lebih diketahui secara
universal dari pada yang dapat dilakukan oleh
Van Gogh dengan cara menderita bersama mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!