Hari demi hari berlalu dan aku beranjak menemukan sedikit
demi sedikit pengalaman tumbuh kembangku. Aku kini memiliki waktu 8 jam
sehari semalam untuk tidur dan 16 jam disisa waktu diisi dengan bermain, kadang
bermain sendirian, kadang juga bermain sambil ditemani ayah dan ibu. Begitu
banyak mainan yang sudah dibeli ayah dari tugas dinasnya ke ibu kota, dan
sebegitunya aku seperti bosan dan ingin merengkuh apa saja dan menganggapnya
sebagai mainan. Salah satunya aku sudah bisa menyisir rambut sendiri, karena
sudah sering merasakan rambutku disisir dan juga melihat ayah dan ibu yang
sering menyisir rambut. Aku semakin aktif baik di tempat tidur maupun dilantai,
yang kadang membuat aku kejedot baik di tempat tidur karena aku sering
membantingkan badanku di atas spring bed
yang sudah dipendekkan, namun sering aku salah tempat dan justru kepalaku
mengenai dinding kamar. Demikian juga ketika aku sedang merangkak dengan cepat,
kala karena terlalu semangat akhirnya membuat tulang pipiku membentur lantai,
alhasil dua hal itu membuat aku menangis!
Di
awal bulan kesembilanku, tepatnya tanggal 29 Oktober, aku mengalami sebuah
pengalaman dalam membentuk identitas feminimku, bahwa aku perempuan. Ayah dan
ibu membawaku ke Toko Emas Sahabat di Jalan Ikan Tongkol Kupang, untuk memasang
sepasang anting-anting. Tembakan pertama di telinga sebelah kiri membuatku
kaget dan langsung menangis, untuk tembakan kedua tak membuatku kaget lagi,
ayahku yang merasakan karena aku didalam pangkuannya. Sebelumnya aku terlihat
maskulin, banyak orang yang melihatku seperti anak cowok, namun dengan telinga
yang telah memakai anting-anting, mempertegas diri bahwa aku seorang perempuan.
Kini juga aku telah mempunyai gigi genap berjumlah enam, empat gigi seri di atas
dan dua gigi seri di bawah, walaupun di sisi lain aku masih tetap rewel di masa
pertumbuhan gigiku.
Selasa, 22 November 2016
Feminisme,
Serba Serbi
Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Sejak Dini di Kota Kupang
Pada tanggal 22 November 2016, bertempat di Aston Hotel and Convention
Center Kupang, dilaksanakan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Sejak Dini. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjsama antara Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA RI) dan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (BP3A NTT). Tema kekerasan menjadi isu utama kenapa kegiatan
ini dilaksanakan, mengingat bahwa manusia pada dasarnya sejak lahir telah memiliki hak untuk
hidup yang melekat sebagai wujud keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Salah satunya adalah bebas dari
penyiksaan maupun tindak kekerasan. Nyatanya kasus kekerasan cukup
menyita perhatian masyarakat di Provinsi NTT dalam kurun waktu
terakhir ini dengan korban terutama pada perempuan dan anak yang dianggap paling
lemah.
Hari berlalu dan aku semakin menunjukkan perkembangan yang
baik, aku bisa menghibur diri sendiri dengan bertepuk tangan tanpa bimbingan
lagi. Begitu ada yang menyenangkan hatiku maka aku spontan bertepuk tangan
sambil tersenyum geli atau hingga tertawa lebar. Di bulan ini aku juga
mengalami momen pertama kali jatuh dari tempat tidur, hanya sepersekian detik
lepas dari pengawasan kedua orangtuaku aku pun terjatuh dari tempat tidur yang
hampir setinggi 80 cm dengan posisi kepala terlebih dahulu, aku menangis hebat
namun tidak mengalami memar apa-apa. Ini adalah hal unik bagi semua bayi,
menurut orang-orang selalu ada malaikat pelindung bagi bayi yang jatuh dari
tempat tidur. Oleh karena kejadian tersebut ayahku akhir memangkas tempat tidur
menjadi lebih pendek dengan mengeluarkan dasar tepat tidur.
foto: m.harianindo.com
Bermula dari tanggal 6 Januari 2016, Wayan Mirna
Salihin, 27 tahun, meninggal dunia sehabis meneguk kopi di Olivier Café, Grand
Indonesia. Pada saat kejadian, Mirna sedang berkumpul bersama kedua sahabatnya, Hani dan Jessica Kumala
Wongso. Berdasarkan hasil otopsi oleh pihak kepolisian, ditemukan pendarahan
pada lambung Mirna yang dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan
merusak mukosa lambung. Zat korosif tersebut dipastikan berasal dari asam
sianida yang ada dalam kopi yang diminum Mirna. Berdasarkan hasil olah TKP dan
pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka.
Jessica dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan kemudian
kasus inipun bergulir ke
meja pengadilan.
Menurut orang delapan adalah angka sempurna, karena tak ada
garis yang terputus. Aku kini sudah berusia delapan bulan, sebagai seorang bayi
telah berevolusi dari tak berdaya sebagai bayi mungil pendiam, kini aku menjadi
bayi aktif yang sedang menikmati masa pertumbuhannya. Kisah di satu bulan ini dimulai ketika aku bisa bertemu dengan seorang doktor peneliti dari Osaka University
bernama Yoshinari Morita. Beliau sedang melakukan riset di Timor
dan semoga aku bisa sepertinya kelak, yang memiliki pengalaman kerja lingkup
internasional.
Adalah boneka legendaris Dakocan (Dakko-chan)
yang pernah memiliki masa kejayaan sejak tahun 1960-an hingga tahun 1990-an.
Boneka khas berwarna hitam ini berasal
dari Yokohama, Jepang dan begitu mendunia. Semula adalah boneka plastik berisi
angin yang ditiupkan hingga kemudian menjadi boneka mainan dengan
berbagai bentuk. Sejarah
boneka sebagai mainan tertua sudah ada sejak zaman Yunani, Romawi dan Mesir
kuno. Baru pada abad ke-15, boneka di produksi massal dan dijual, negara
perintisnya adalah Jerman. Dan kini industri boneka berkembang pesat dengan
berbagai karakter dan dari segala penjuru dunia. Salah satunya datang dari
salah satu industri kecil yang dikembangkan dari Pulau Atauro di negara Timor
Leste, dan telah menjadi boneka ikon dari Pulau Atauro yaitu Boneca
de Atauro (Boneka Atauro).
Kupang hari ini 19 September 2016, jam menunjukkan pukul
16.00 wita, waktunya pulang kerja. Namun langit di luar sana begitu gelap dan
hujan pun datang menguyur Kota Kupang sore ini. Sepertinya aktivitas pulang
rumah hari ini tertunda!. Untuk pertama kalinya hujan turun setelah jeda musim
panas yang panjang. Hujan pertama yang mengawali kiprah di awal musim penghujan
di kota yang panas ini. Namun tunggu dulu, ini adalah anomali iklim di Kota
Kupang dan juga di Nusa Tenggara Timur. Hujan yang turun lebih awal, padahal
puncak musim panas di Kota Kupang ada di bulan Oktober. Hujan yang membuat para
petani ladang kering di kampung-kampung sana kebingungan mengambil keputusan,
apakah sudah waktunya musim tanam atau belum, mengingat hujan ini mungkin hanya
pengecoh saja. Bisa jadi kemarau akan mengambil kembali ke tracknya dan di bulan Oktober kedepan akan lebih panas lagi dan petani
mengalami apa yang disebut ‘gagal tanam’.
Pada pelaksanaan event kegiatan Sunda Kecil Expo 2016, yang
berlangsung 07-10 September 2016 di Kupang. Sebagai implementasi dari semangat “historika
Sunda Kecil” yang melahirkan kerjasama antara 3 (tiga) Provinsi yaitu, Bali,
NTB dan NTT, sebagai wujud sarana promosi dalam mendukung sinergitas antara
pemerintah dan swasta/investor/pelaku usaha untuk mendukung percepatan proses
pengembangan investasi di daerah. Kegiatan ini dalam menunjang segi tiga
pertumbuhan ekonomi antara Indonesia (NTT), Timor Leste (Dili) dan Australia
(Darwin) dengan melakukan serangkaian kegiatan berupa pameran pembangunan, pariwisata,
potensi investasi, industri dan perdagangan, UKM dan industri kreatif serta
pergelaran seminar, kesenian, kebudayaan dan hiburan lainnya.
Tujuh bulan pertama yang telah kulewati, memberi semangat bagi kedua orang tuaku.
Bulan yang sangat memberi harapan baik bagi perkembangan awal pikiran,
emosional dan tingkah lakuku. Aku kini begitu
aktifnya layaknya anak yang kuat dan sehat. Sejak masa akhir ASI eksklusif, aku sudah coba diberi
makanan tambahan, namun sangat sulit bagiku untuk bagaimana mengantikan makanan
cair atau ASI yang selama ini telah menjadi makanan pokokku dengan makanan lainnya. Hingga bulan ini aku
tak bisa mengkonsumsi selain ASI, padahal orang tuaku sudah mengusahakan
berbagai cara mulai dari makanan buatan rumah, buatan pabrik dari sereal hingga
biskuit, namun tetap tak bisa masuk dalam perutku, begitu ada di bibir aku telah
menolaknya.
Rabu, 10 Agustus 2016
Feminisme,
Perencanaan Pembangunan
Strategi Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Politik melalui Pusat Pembelajaran Ina Bo’i Berbasis Masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dalam pelaksanaan Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II (Diklat PIM II) Angkatan V tahun 2016 yang diselenggarakan
oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, yang dikuti oleh
60 peserta dari berbagai kalangan yang berasal dari pimpinan eselon II dari lintas
kementrian, provinsi dan kabupaten/kota dari berbagai daerah se-Indonesia. Pada
kesempatan tersebut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi
Nusa Tenggara Timur menggagas penyusunan Rencana Proyek Perubahan (RPP) dalam
wujud inovasi pembangunan bagi perempuan yang akan dilaksanakan di daerah.
Berangkat dari penugasan tersebut, telah disusun sebuah Rencana Proyek
Perubahan (RPP) dengan judul Strategi
Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Politik melalui Pusat
Pembelajaran Ina Bo’I Berbasis Masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
yang telah melewati berbagai proses pengusulan ide, mentoring, coaching hingga pembahasan telah
dituangkan dalam wujud Laporan Proyek Perubahan (LPP). Berdasarkan hasil
pengujian, penilaian dan evaluasi maka Laporan Proyek Perubahan ini mendapatkan
nilai sangat memuaskan dan menempati sepuluh besar.
Kita tak menyadari sepenuhnya bahwa ruang dan waktu adalah
dimensi yang selalu menjalin dalam kehidupan kita, dalam pikiran, emosi
dan tingkah laku kita. Ruang dan waktu ibarat dua buah sisi logam yang saling
melengkapi, bukan sebaliknya untuk diundi. Ruang bisa melebur bersama waktu,
dan waktu bisa membawa pergi ruang dalam sejarah. Kita hanya entitas yang
singgah dalam dimensi ruang dan kemudian waktu yang harus memisahkan kita. Waktu
terus bergulir seperti bola yang terus mengeliding tanpa henti, meninggalkan kita
dibelakang yang masih menyimpan kenangan dengan melekatkan jiwa kita pada
ruang-ruang yang mulai usang.
Sewaktu ibu mertua saya pulang dari umroh ada oleh-oleh yang dibawa, salah satunya adalah kismis. Sebenarnya tak ada yang menarik, hanya kismis sebagai cemilan ini membawa saya melayang sejenak terbawa ke masa silam, masa kanak-kanak yang suka mencicipi apa saja yang terasa menarik dan enak. Seperti manisan, rasa dan kenangan itu membekas, ternyata apa yang pernah dirasakan dalam lidah hampir sebanding dengan apa yang dirasakan dengan indra lainnya yang membawa kita nostalgia ke puluhan tahun lalu.
Tak terasa aku telah genap berusia enam bulan dan beranjak
setengah tahun usiaku. Di masa inilah semakin banyak pengalaman muda yang aku
lalui di bulan ini. Seperti pengalaman naik pesawat dan mudik untuk pertama
kalinya, berlebaran bersama keluarga besar ibuku. Aku akhirnya sampai ke Kota
Ende - Flores, kota dimana ibuku dilahirkan dan dibesarkan, bertemu dengan
semua om dan tante dari ibuku. Seminggu puasa Ramadhan 1437 menjelang lebaran
aku sering menemani keluargaku untuk sahur bersama dan kemudian Lebaran 1
Syawal 1437 pertama kalinya aku di kota Ende bersama sanak keluarga ibu, dan
aku adalah anggota keluarga paling kecil atau yang terakhir.
Selasa, 19 Juli 2016
Feminisme,
Hiburan,
Kota Kupang,
Sastra
Panggung Perempuan Biasa di Kota Kupang
Beberapa tahun terakhir pembangunan fisik di Kota Kupang
meningkat pesat. Kehidupan sosial, politik dan ekonomi mengalami perkembangan
yang lebih masif dibandingkan waktu sebelumnya. Walau
perkembangan Kota Kupang bisa dikatakan terlambat jika dibandingkan dengan
kota-kota lainnya di Indonesia bagian Timur, namun kini kehidupan masyarakat
kota Kupang mengalami pergeseran kehidupan ala urban yang mempengaruhi paradigma dalam
berpikir, mengambil keputusan dan bertindak. Ada pergumulan batin dalam mencerna berbagai realitas, apakah pembangunan selamanya memberikan manfaat yang besar atau pada sisi lain memberikan ujian. Sehingga
dibutuhkan ruang partisipasi antara ide dan realitas, dimana suara-suara itu bisa terdengar tanpa ada kekangan idiologi, ekonomi dan terlebih politik.
Usiaku telah
mencapai lima bulan, memang bulan-bulan awal pertumbuhan seorang bayi sungguh
luar biasa. Dari semula memiliki fungsi indra dan gerak tubuh yang terbatas, namun
kini fungsi indra dan gerak tubuh semakin meningkat. Alangkah senangnya diriku
setelah melewati tahapan bulan demi bulan karena pertumbuhan berat dan tinggiku
semakin meningkat hari demi hari.
Waktu memang bergulir cepat, usiaku sudah empat bulan. Di
saat rambutku mulai memanjang, yang kadang suka memelintirnya di saat menyusu.
Tanganku semakin kuat mencengkram dan bisa memegang mainan-mainanku. Kuku-kuku
jemariku cepat sekali memanjang, hingga ayah ibuku harus hati-hati untuk
memotongnya menjadi pendek, karena bisa saja melukai wajahku sendiri atau menyakiti
ayah ibuku. Kini aku tidak lagi serius menghitung jari jemari tetapii lebih suka menguncangkannya
kuat-kuat seperti orang dewasa yang baru habis menyelesaikan pekerjaan besar.
Kini tanganku juga sudah meraih jemari kaki-kakiku, mengengam erat dan ingin
meariknya lebih kuat
lagi. Jari-jemariku
juga sudah ingin menjelajah merasakan berbagai
tekstur
ferlak kasur hingga
apa yang berhasil aku raih.
Selasa, 10 Mei 2016
Feminisme,
Flobamora,
Perencanaan Pembangunan
Masih Suramnya Wajah Perempuan dan Anak Di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pembangunan
di berbagai bidang sejatinya ditujukan untuk seluruh penduduk, tanpa membedakan
laki-laki atau perempuan. Pada kenyataannya hasil pembangunan belum dirasakan
sama antara laki-laki dan perempuan, demikian juga dengan aspek pembangunan
yang belum menyentuh kebutuhan anak. Di sisi lain berbagai upaya telah
dilakukan dalam rangka meningkatkan kesetaraan dan keadilan Gender serta
pemenuhan hak anak. Sebagai gambaran data, keadaan penduduk tahun 2014
menunjukkan bahwa secara
umum penduduk perempuan
lebih banyak dibandingkan
laki-laki.
Persentase penduduk perempuan sebesar 50,45
persen sedangkan
laki-laki sebesar 49,55
persen. Sex ratio penduduk Nusa Tenggara Timur sebesar
98,23, artinya dari
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki.
Selasa, 03 Mei 2016
Perencanaan Pembangunan,
Ulas Buku
Profil Gender dan Anak Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015
Permasalahaan
mendasar pembangunan adalah belum tersentuhnya hasil pembangunan ke
kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan. Karena memiliki daya tawar yang
rendah maka kelompok ini sering terabaikan dalam pembangunan. Kelompok rentan
ini meliputi penduduk miskin, penduduk penyandang cacat, penduduk wilayah
terpencil, penduduk usia lanjut, petani, nelayan dan sebagainya. Dalam
kelompok-kelompok tersebut perempuan dan anak adalah kelompok terbesar yang
seharusnya juga mendapatkan perhatian. Atas dasar tersebut kesetaraan Gender
telah menjadi perhatian dan menjadi salah satu strategi pembangunan nasional.
Namun hal ini perlu ditunjang dengan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender antar kementerian dan lembaga, antar-tingkat
pemerintahan hingga antar-kewilayahan. Sehingga koordinasi sangat diperlukan
dalam terutama dalam menyusun Program dan kegiatan yang memberikan manfaat
kepada kelompok perempuan dan laki-laki.
Aku sudah berusia 3 bulan sekarang,
sudah seperempat tahun masaku. Menurut buku petunjuk pengasuhan bayi, aku sudah
boleh dibawa keluar rumah mengenal lingkungan tempat tinggal disekitarku. Aku
juga sudah mengenal bagian tubuhku, aku selalu memperhatikan jemariku dengan
seksama, mengengamnnya, menguncangkannya dan seolah mulai berhitung, dan
berhitung sepertinya adalah pengalaman manusia sejak dilahirkan. Sejak bulan
kedua aku memang suka memasukan jari di dalam mulutku, hingga kini aku bisa
memasukan keempat jari dalam mulutku dan bergantian jari kanan dan kiri. Sekarang
mulutku juga sering mengeluarkan sedikit lidah seperti menyusu, memainkan lidah
seperti bercanda dan itu membuat orang tuaku tertawa.
Usiaku sudah
hampir tiga bulan dan orangtuaku baru memiliki kesempatan untuk menghidupkan
syiar dan sunnah Rasulullah SAW dengan mengadakan tasyakuran/aqiqahku. Seekor
kambing jantan berwarna kream yang kuat dan sehat telah disediakan, untuk
disembelih sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat
tertentu. Kata aqiqah berasal dari kata Al-Aqqu yang berarti memotong, yang
dimaksudkan rambut di kepala aku yang baru lahir. Sehingga Kambing yang
dipotong di sebut aqiqah karena rambutku dipotong setelah kambing jantan yang
disiapkan oleh ayah disembelih. Semoga kambingku yang menjadi wujud pengorbanan
menjadi penebusku, seperti Nabi Ismail yang ditebus dengan seekor kibas
(kambing) dalam kisah Nabi Ibrahim AS. Ada juga pendapat bahwa aqiqah adalah
pembebasan diriku dari jin yang mengiringi semenjak lahir. Selain itu dengan
aqiqah aku telah dapat melepaskan syafaat bagi kedua orangtuaku.
Budaya Kosu, foto: fb
Atoni van Timor
Kebudayaan
itu seperti spora yang yang terbawa angin, entah kemana dan kemudian akan
tumbuh dan menjadi sebuah kebudayaan sebagai jejak dari kebudayaan asalnya,
atau seperti biji-bijian yang di bawa burung dalam perutnya untuk dibuang ke
ranah jauh, bertumbuh dan menjadi pohon kebudayaan yang baru di tanah tempat
berlabuh. Sulit untuk menemukan asal muasal budaya karena budaya tumbuh tanpa
pemberitahun, bergerak tanpa peta dan berkembang tanpa mengenal dimensi.
Kini umurku sudah dua bulan, aku semakin
bertumbuh. Pusarku juga sudah mengering. Karena lama mengering banyak teman-teman ayah
yang mengatakan aku akan menjadi anak yang hemat, pandai mengelola keuangan dan
anak yang pandai menjaga barang-barang miliknya. Sekarang juga tidurku sudah
mengikuti jadwal tidur ayah dan ibuku, aku bisa tertidur lelap bersama
istirahat malamnya kedua orang tuaku. Sekarang aku sedang berada di rumah oma,
dan inilah liburan aku yang pertama mengunjungi oma dan tente dari ayahku.
foto: antikpraveda.blogspot.co.id
Interior dan eksteror rumah kini sudah
semakin berubah dari dekade ke dekade. Berbagai perabot
ruangan sudah berubah bentuk menjadi lebih modern. Yang kuno dan jadul telah
menghilang di gudang atau bahkan telah dimusnahkan. Sejenak kita melihat kembali seperangkat kursi yang
biasanya ada di ruang tamu dan beranda rumah tahun 90-an. Kursi besi ringan dengan
jalinan tali-temali karet dan meja menyerupai meja marmer. Di Kota Kupang satu set kursi ini di sebut dengan kursi sice. Kata sice berasal dari kata zice, merupakan kata benda yang berasal dari Bahasa Belanda zitje, yang diartikan sebagai tempat duduk lengkap dengan meja
ditengah-tengahnya yang ditempatkan di ruang depan atau ruang menerima tamu. Namun istilah kursi sice tidak lagi digunakan dan yang kini
femilier adalah kursi tamu atau sofa yang terbuat dari kayu, rotan, bambu,
plastik, baja
ringan dan lain sebagainya.
Kini sudah
sebulan umurku, memang waktu berputar begitu cepat. Aku seorang bayi lucu yang
sedang mengalami pertumbuhan. Tak ada pertumbuhan manusia paling cepat selain
masa bayi. Minggu pertama aku belum begitu ekspresif karena indra penglihatanku
belum terlalu melihat dengan jelas, walau mataku telah terbuka lebar, hanya
bayang-bayang yang kutemukan. Kadang aku masih terlihat bermain sendirian,
menurut orang-orang tua aku sedang bermain dengan ruh ari-ari yang pernah
menemaniku selama di kandungan. Minggu
ketiga aku sudah
bisa merasakan pergerakan bayang-bayang wajah kedua orang tuaku. Dan sebulan kemudian aku
seperti sudah mengenali orang-orang disekelilingku, wajah ibu selalu aku tatap
baik-baik ketika menyusu dan sesekali melemparkan pandang ke ayahku.
Aku dilahirkan pada hari selasa tanggal
26-01-2016, bukan karena direncanakan begitu saja, ada proses hingga aku
dilahirkan di tanggal itu. Berdasarkan advice dokter ahli kandungan yang sudah
setahun lalu menangani kesehatan reproduksi ibuku, bahwa aku sejak bulan ke
tujuh kehamilan ibuku telah memiliki satu lilitan dileherku layaknya
menggunakan syal. Namun di minggu ke delapan lilitan bertambah menjadi dua,
sehingga disarankan untuk menghindari resiko dengan menjalani persalinan sesar.
Namun tidak serta merta saran itu di terima orang tuaku, ayah dan ibuku seolah
mengulur-ulur waktu agar persalinan bisa berlangsung normal saja. Tak sesuai dengan
harapan waktuku berada di kandungan sudah berada dipenghujung dan belum
memberikan tanda bahwa aku akan segera lahir dan akhirnya ayah ibuku mengambil
keputusan untuk segera melakukan operasi sesar tanpa harus mencoba menggunakan
perangsang.
Foto: Rens Benu
Ketika masih
tinggal di pedalaman Pulau
Timor, saya hampir selalu bolak balik Kota SoE-Kupang-SoE, semua
dilakukan hampir di setiap suasana hari entah itu shubuh, pagi, siang, petang
hingga malam dan juga di
segala suasana hati baik senang maupun sedih. Dalam keremangan fajar hingga gelap malam
masih ada terlintas dalam bekas
sisa-sisa memori yang tak hilang di mata. Seperti jigsaw yang berkelebat dalam ingatan perjalanan menggunakan bis
antar kota dalam provinsi, ketika melewati dan melihat lekukan jalan, jembatan,
turunan dan mendaki sesuai dengan topografi Pulau Timor. Entah dalam sadar atau
sedikit tertidur semua itu kini sudah sangat jarang dilakukan lagi. Semua itu
terjadi antara tahun 1997-2000 hingga 2006-2009.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!