Selasa, 31 Januari 2012

31 Januari yang mendung….!!!

Pagi tadi mendung disertai sedikit gerimis yang datang dengan malu-malu, tak terasa dua tahun berlalu sudah…., saat di mana saya pernah merajut sebuah langkah yang sangat berpengaruh dalam impian masa depan. Laksana jembatan imajiner yang menghubungkan antara masa lalu dengan masa depan. Memang jembatan seharusnya menghubungkan dua tempat antara ikhtiar dan takdir, antara usaha dan ketetapan. Namun jembatan itu berkelok-kelok menuju sesuatu yang maya. Ibarat sebuah jembatan dermaga, menjadi jembatan yang menghubungkan diriku dengan samudra luas tak berpinggir….!!! 
comments
Minggu, 29 Januari 2012

Ada Teman Menikah!

Siang  tadi saya pergi kondangan teman kerja yang menikah. Uniknya Ia akan menikah untuk yang kedua kalinya, setelah isterinya yang pertama berpulang ke rahmatullah sekitar dua tahun yang lalu. Semula saya mengira Ia akan berlama-lama kembali menikmati masa lajangnya untuk yang kedua kalinya, namun tidak demikian karena Ia telah menikah. Memang niat baik seharusnya dipercepat dan bukan ditunda-tunda lagi. Ia menjadi angka pembagi dan sekaligus pengurang sedangkan saya adalah bilangan pengali dan sekaligus menambah, padahal harapannya bahwa di kantor ini bujang-bujang semakin berkurang dan duda-duda semakin menyusut.


comments
Jumat, 27 Januari 2012

Momentum Kecepatan

http://cache.gizmodo.com/assets/images/4/2011/10/speed2.jpg
Tanpa disadari kita telah berada dalam era yang penuh dengan kecepatan (speed), sedemikian hingga dimensi kecepatan menyentuh substansi hidup manusia di planet ini. Asumsi kecepatan selalu digunakan dalam berbagai instrumen tindakan dan gagasan manusia, bahkan kecepatan telah jauh melampui entitas dari kecepatan itu sendiri yaitu ruang dan waktu. Perubahan kecepatan tiap satuan waktu disebut sebagai percepatan atau akselarasi, yang kemudian dijadikan gagasan utama dalam gerak laju sejarah modern. 

comments
Rabu, 25 Januari 2012

Adaptasi dan Darwinisme Sosial

“Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”, demikian peribahasa yang sering kali digunakan untuk menggambarkan perbedaan corak dan keanekaragaman. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa proses yang terjadi adalah proses adaptasi yang telah berlangsung lama. Jenis belalang atau ikan baik itu dari warna dan ukuran sangat tergantung dari proses adaptasinya terhadap lingkungan, berdasarkan jenis tanah, rumput maupun suhu. Mengapa adaptasi menarik untuk diperbincangkan, karena seluruh mahluk hidup, mau tidak mau harus beradaptasi dengan alam atau lingkungan di mana ia berada.

photo: http://images.picturesdepot.com/photo/d/dinosaurs_wallpaper-29125.jpg
comments
Selasa, 24 Januari 2012

Bilangan dalam Perspektif

photo: http://netsains.com/
“Matematika adalah bahasa Tuhan, ketika Dia menulis alam semesta” (Galileo Galilei)

Kutipan ilmuan penting abad ke-17 itu, telah melandasi cara berpikir ilmu pengetahuan terhadap susunan alam semesta. Jauh sebelum Galileo, Pytagoras pun pernah menyatakan bahwa bilanganlah yang telah mengatur alam semesta atau asas segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar bilangan-bilangan. Selain kedua tokoh di atas, terdapat beberapa pemikir lain seperti Plato, Kepler, Newton hingga Einstein, yang yakin bahwa bilangan merupakan konsep alam semesta. Pemikiran Plato misalnya, menganggap matematika sangat mengasyikan karena dalam perhitungan matematika, akan selalu menghasilkan bilangan yang sama bagi setiap orang dan sebaliknya warna favorite bagi setiap orang akan selalu berbeda, dengan demikian keadaan matematika tidak pernah berubah. Hal ini menguatkan bahwa matematika adalah penemuan spektakuler dan hingga saat ini, para astronom dan ilmuan percaya bahwa bilangan biner dan bilangan prima adalah dasar dari komunikasi alam semesta, sebagai bahasa universal bagi setiap mahluk hidup yang berpikir.

comments
Rabu, 18 Januari 2012

Globalisasi dan Konsumsi

Globalisasi adalah kata yang begitu akrab dalam kehidupan kita, ditandai dengan berbagai proses modernisasi kehidupan ke arah kemajuan yang sangat signifikan. Hal ini membawa pada prinsip kosmopolitan yaitu seseorang tidak lagi terbatasi oleh sekat teritorial, tapi telah menjadi warga dunia. Dengan demikian setidaknya membawa perubahan prilaku menyeluruh bagi manusia yang hidup di zaman modern ini, namun timbul pertanyaan haruskah demikian.


photo: http://1.bp.blogspot.com/

comments
Selasa, 10 Januari 2012

Penerbit Ledalero, Suluh dari Timur

Logo Penerbit Ledalero (PL)
Nusa Tenggara Timur acap kali dinilai sebagai wilayah yang terbelakang dalam pembangunan. Ini dapat dilihat pada beberapa indikator pembangunan daerah yang belum dapat mencapai angka yang memuaskan. Lemahnya pembangunan disebabkan oleh keterbatasaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang sebenarnya masih belum dikembangkan secara maksimal. Namun fokus masih diarahkan pada kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dituding sebagai penyebab lambatnya pembangunan di tanah Flobamora ini, hal ini terlihat dari rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempatkan Provinsi NTT di peringkat 31 dari 33 provinsi. Namun dibalik itu ada secercah harapan dari segi pembangunan pendidikan di Nusa Tenggara Timur, salah satunya melalui Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero atau yang biasa disingkat dengan STFK Ledalero yang berada di Flores.

comments
Jumat, 06 Januari 2012

Revolusi Informasi, sebuah langkah peradaban

photo: http://www.astronomind.com/
Segala yang ada di dunia ini, selalu mengalami perubahan transformasional. Transformasi yang terjadi menandakan kehidupan manusia sangat dinamis yang berdampak pada dimensi sosial, politik, ekonomi, budaya dan iptek berubah sejalan dengan transformasi besar yang dibangun oleh peradaban. Transformasi berlangsung terus menerus, semakin cepat dan membutuhkan waktu yang tidak lama. 

comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


 
;