Malam 20 Mei 2012, adalah malam
bersejarah bagi Chelsea. Klub asal Kota London itu berhasil meraih trophi Liga Champion untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Semula saya pesimis Chelsea dapat merajai Liga Champion, karena performa awal musim yang mengecewakan. Namun seiring bergantinya pelatih
maka penampilan Chelsea pun mulai membaik dan
menunjukkan kelas, salah satunya dapat meraih Piala FA
musim ini. Mengapa menuliskan tentang Chelsea tak terlepas dari sebuah
identitas sebagai fans. Awalnya saya kurang menyukai bola, setelah menonton
beberapa laga Chelsea yang begitu memikat pasca di beli oleh konglomerat Rusia Roman Abramovich tahun 2003, hingga menjuarai liga primer. Maka
saya menjatuhkan pilihan buat Chelsea. Cukup terlambat! Bila dibandingkan
dengan beberapa teman yang sejak remaja telah mendaulat diri sebagai fans dari tim-tim
besar lainnya yang sudah mapan.
Saya masih mengingat
memori empat tahun silam, tepatnya 20 Mei 2008, yang mana pergelaran UEFA Champions League Final 2008 mempertemukan Manchester United Vs Chelsea di Stadion
Luzhniki Moskow, Rusia. Dan untuk pertama kalinya Inggris meloloskan
dua klub raksasanya ke final. Cristiano Ronaldo lebih dahulu membawa
keunggulan bagi MU dan kemudian Chelsea berhasil menyamakan kedudukan melalui Frank Lampard, sebelum babak pertama berakhir (1-1). Tercatat ada peluang
Chelsea mencetak gol tambahan namun belum menemui peruntungan, seperti dua kali tembakan membentur mistar gawang
Manchester United. Hingga sial kedua datang. Adalah Didier Drogba yang dikeluarkan dari lapangan karena menampar Nemanja Vidic tepat di depan wasit. Tidak hanya di situ
kesialan Chelsea, setelah perpanjangan waktu maka pertandingan harus
diselesaikan dengan adu pinalti. Piala juara sudah di depan mata, hanya
menunggu eksekusi oleh kapten John Terry, namun sayang ia jatuh terpeleset
ketika menendang pinalti. Hingga kemudian MU membalikkan keadaan dan ketika Edwin van der Sar berhasil menepis tendangan Nicolas Anelka,
menghantarkan MU berhak menjuarai Liga Champion untuk yang ketiga kalinya
dengan kemenangan (6-5). Kekalahan yang menyakitkan di awal matahari terbit,
apalagi pagi hari itu, tanpa tidur semalaman, begadang, lalu mandi dan kemudian
bergegas ke alun-alun rumah jabatan gubernur untuk upacara peringatan Hari
Kebangkitan Nasional.
Namun kini kesialan
yang dialami Chelsea empat tahun lalu tidak lagi terulang di UEFA Champions League
Final 2012, justru lawannya Bayern Muenchen yang tidak dinaungi oleh
dewi fortuna dan ketiban begitu banyak kesialan, walau berstatus sebagai tuan
rumah. Pertandingan digelar 20 Mei 2012 di Stadion
Fussball Arena (Allianz Arena) Munich, Jerman. Chelsea turun dengan
komposisi berbeda dari empat tahun yang lalu di ajang yang sama. Punggawa
Chelsea masih diperkuat dengan lima pilar veteran Champions League Final Moskow yaitu: Cech,
Cole, Lampard, Malouda dan Drogba.
Peluang lebih banyak
diperoleh Bayern Muenchen, namun tak ada yang
berbuah gol. Hingga kemudian di babak kedua, Bayern
Muenchen sempat mencetak gol melalui kaki Ribery, namun
sayang
gol dianulir oleh wasit karena terlebih dulu
terperangkap off-side. Tidak pada menit ke
83 sundulan Mueller akhirnya berbuah
gol untuk membuka keunggulan Bayern Muenchen. Seakan di atas angin, gol itu dirayakan
seolah kemenangan di depan mata. Namun sial bagi Bayern
Muenchen tak
berselang lama di menit 89, Chelsea bisa
menyamakan kedudukan
berkat sundulan Drogba meneruskan umpan penjuru Juan Mata. Pertandingan pun
terpaksa dilanjutkan sampai extra time. Memasuki
menit 93, Drogba membuat jantung pendukung Chelsea berdegub kencang, pasalnya ia
melanggar Ribery di kotak terlarang sehingga Bayern Muenchen
mendapat hadiah penalti. Namun sayang peluang eksekusi pinalti
yang dilakukan Robben, eks pemain Chelsea itu tak dapat berbuah gol karena
bisa
dibendung penjaga gawang hebat, Cech. Di penghujung menit
ke-120 sementara skor masih (1-1)
bertahan, maka
penentuan pemenang terpaksa dilakukan lewat drama adu
penalti.
Pada babak adu
penalti, keberuntungan sebelumnya berpihak kepada Bayern
Muenchen ketika eksekutor pertama Chelsea Mata
gagal menjalankan tugasnya karena ditepis kiper Neuer. Namun situasi
berbalik ketika eksekusi Olic dan Bastian
Schweinsteiger berhasil digagalkan Cech. Akhirnya Chelsea
menjadi pemenang setelah David Luiz, Frank
Lampard,
Ashley Cole dan Drogba berhasil menyelesaikan dengan sempurna pinalti dan
membawa Chelsea memecahkan telur menjuarai Liga Champion untuk pertama kalinya
dengan skor (4-3), menjadi klub ke-22 yang berhasil meraih trophi Champion,
klub Inggris ke-5 dan tim asal Kota London pertama yang mendapatkan trophi Champion sebagai penguasa Eropa.
***
Roman Abramovich pemilik Chelsea sejak 2003, telah menghabiskan uang sebanyak 1,6 miliar
dolar Amerika atau setara dengan Rp 14 triliun untuk mengangkat prestasi Chelsea di domestik dan Eropa. Dengan
target pencapaian tertinggi yang diharapkan adalah meraih trophi Liga
Champions. Tercatat
sejumlah pemain mahal telah dibeli dan pelatih handal didatangkan taipan minyak
asal Rusia ini, untuk membawa Chelsea menjadi juara Liga Champion. Hal ini membuat Chelsea
harus gonta-ganti pelatih di mulai dari Claudio Ranieri, Jose Mourinho, Avram Grant (caretaker), Luis Felipe Scolari, Guus Hiddink (caretaker), Carlo Anceloti hingga Andre Villas-Boas. Namun di antara mereka boleh saja menghadirkan Piala
Juara Premier League, FA Cup, Carling Cup hingga Community Shield, namun
tak ada yang bisa merengkuh Piala UEFA
Champions League. Baru pada pelatih caretaker ketiga Roberto
Di Matteo, dan penantian selama sembilan tahun! akhirnya Chelsea dapat
menjuarai kompetisi klub paling prestisius di Eropa dan dunia, bahkan kompetisi
Piala Dunia Klub FIFA yang merupakan satu tingkat lebih atas, tidak terlalu
berarti bila telah menjuarai ajang bergengsi ini.
Setelah perayaan pesta
kemenangan selesai,
timbul pertanyaan apakah Chelsea akan lebih kompetitif di musim-musim
mendatang, yah tergantung dari pertaruhan besar Abramovich lagi. Saya rasa manusia selalu memiliki ambisi dan terus mengejar ambisi
tersebut. Apakah Chelsea hanya berhenti menjadi cukup satu
kali juara Liga Champion saja
atau meraih mimpi
lebih tinggi dengan memecahkan lagi rekor. Mengingat hanya tim yang
pernah menjuarai Liga
Champions minimal 5 kali tidak berturut-turut atau 3 kali berturut-turut yang dapat menyandang bintang-bintang emas di atas
logo klubnya, keren bukan!. Laksana penguasa dunia yang harus bertempur
habis-habisan untuk mendapatkan prestasi langit, bintang. Rekor itu telah
diraih oleh Real Madrid dengan menjuarai kompetisi ini sebanyak 9 kali, AC Milan (7 kali juara), Liverpool FC (5 kali juara), FC Bayern München, AFC Ajax dan FC Barcelona (4 kali
juara), Manchester United dan Internazionale Milan (3 kali juara). Selanjutnya masih di musim
ini Chelsea akan bertarung lagi di Piala Dunia FIFA dan Piala Super Eropa 2012,
semoga sukses! (*).
Kupang,
22 Mei 2012
©daonlontar.blogspot.com