Senin, 31 Maret 2014

Ima Hotel, sebuah catatan tentang nama


Sebuah hotel yang berada di Jalan Timor Raya Nomor 122, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Hotel dibuka sejak awal tahun 2011 dengan fasilitas 60 kamar, yang hingga saat ini terus dikembangkan untuk menjadi hotel berbintang tiga yang nyaman dan ramah di Kota Kupang. Hotel yang dibangun melalui konsorsium Taruna Kusan ini, menjadikan sebagai salah satu hotel bintang dengan kepemilikan lokal di Kota Kupang. Hotel yang menawarkan pilihan akomodasi sederhana terbaik untuk perjalanan wisata atau bisnis dengan lokasi strategis di dekat pantai Laut Timur Kupang, yang memudahkan akses ke berbagai destinasi di Kota Kupang dengan berbagai tambahan pelayanan spesial lainnya. Kehadiran hotel ini akan meningkatkan pertumbuhan konstribusi sektor ekonomi tersier bagi Kota Kupang yang juga tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja.

Menarik adalah dari pemilihan nama hotel. Nama yang mudah diingat dan diucapkan, hanya dengan tiga huruf sederhana, sebuah konsonan yang diapit oleh dua huruf vokal (hidup), menambah muatan artikulasi hingga filosofis pemilihan nama yang telah menjadi ikonik dan brand salah satu akomodasi di Kota Kupang ini. Memang tidak mudah memilih nama untuk usaha jasa di bidang akomodasi perhotelan, bahkan pemilihan nama dihasilkan dari sebuah permenungan panjang dan bukan dari sesuatu yang instan. Setidaknya pemilihan nama ini memudahkan interaksi pengucapannya oleh semua bangsa dan menghindari terjadinya alternatif penulisan yang seringkali dapat membinggungkan, sehingga pelanggan dengan mudah menemukan pencarian di search engine internet. Di samping itu tentu nama usaha hotel ini pasti memiliki muatan sejarah, bahwa nama memiliki karakteristik dasar yang mewakili suatu masa atau suatu kisah sebagai bagian yang akan memberi penampilan citra di masa depan. 

fasade Hotel Ima - Kota Kupang

Belum lagi dengan pemilihan nama feminim yang mewakili karakteristik keanggunan dan kelembutan, dan menjadi sedikit dari banyak hotel di Kupang yang memakai nama perempuan sebagai nama hotel, seperti Hotel Maya, Hotel Susi, Hotel Marina, Hotel Astiti Hotel Elmylia dan Hotel Sylvia di Kota Kupang. Dan sepertinya hanya nama Ima yang dipakai menjadi nama hotel di Kota Kupang dan tidak ada nama yang sama dipakai nama akomodasi perhotelan se-nusantara. Namun demikian Ima juga telah menjadi pilihan nama akomodasi di tingkat internasional seperti I.M.A. Apartamenty di Kota Poznań - Polandia, Ima Loft Apartments di Kota Berlin - Jerman, Yoshi-Ima Hotel di Kota Kyoto - Japan dan IMA House Rifugio, di Kota Kochi (Cochin), Kerala – India.

Ima adalah nama original feminim yang membawa karakteristik perempuan sebagai orang yang baik hati, pekerja keras, cerdas, pemimpin dan penuh pertimbangan. Sedangkan nama Ima dengan akhiran ‘s’ menjadi Imas diartikan sebagai kebijaksanaan (Jawa) dan kependekan dari kata Nyi Mas atau sebutan untuk putri bangsawan (Sunda). Sementara itu Ima menurut bahasa Jepang diartikan sebagai pemberian sekarang ini atau juga hadiah abadi (Imako) dan menurut bahasa Hebrew, Ima berarti keseluruhan utuh atau universal. Namun yang lebih populer menjadi arti nama Ima adalah present (sekarang), dengan persamaan arti nama yang setidaknya mirip dengan adalah Ima (Japanese=Sekarang), Maik (Hawaiian=Sekarang) dan Zavad (Biblical=Sekarang). Kemudian nama ini digunakan sebagai nama depan, tengah maupun belakang, bahkan juga dirangkai menjadi sisipan nama yang dikreasikan dan menjadi arti tertentu seperti, Karimah (dermawan), Mahima (kebesaran), Halima (kelembutan), Imani (iman), Prima (pertama), Imala (keteguhan), Katima (perempuan kuat), Hazima (berhati-hati dan bijaksana), Nima (berkah), Imaya (bukan ilusi), Shima (ibu), Fatimah (pembukaan), Khotimah (penutup) dan lain-lain. Dengan gabungan nama atau rangkaian nama seperti di atas atau dengan tambahan nama berbahasa Inggris, Arab, Latin atau lainnya, dan atau juga dengan bahasa dari agama tertentu maka dapat peroleh rangkaian varian nama yang indah, anggun, religius dan juga bermakna. 


pernak-pernik nama Hotel Ima

transportasi hotel dengan logo nama Ima

Last but not least, nama hotel menjadi sesuatu yang ikonik dan bisa menjadi sarana promo bagi pengembangan citra perusahaan kedepannya, sehingga menjadi sesuatu yang marketing-able, misalnya dengan memberikan one free night atau gratis menginap semalam, bagi tamu perempuan yang bisa menunjukkan kartu identitas dengan nama “Ima”, agar bisa menikmati privilege selayaknya rumah sendiri (homy) pada hotel yang sesuai dengan namanya, untuk kemudian dikenang dan menjadi cerita tersendiri. Seolah menjawab tesis seorang pujangga, William Shakespeare “Apalah arti sebuah nama?”, dengan jawaban, bahwa “nama itu menjadi sangat penting!.” (*)




Untuk mereka yang bernama Ima...
Kupang, 31 Maret 2014
©daonlontar.blogspot.com

comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;