|
Suasana Arena
Pameran Fatululi |
Arena Pameran dan
Promosi
Fatululi telah menjadi salah satu ikon
Kota Kupang. Disinilah tempat penyelenggaraan event tahunan perayaan Hari Ulang
Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahunnya. Awalnya
pembangunan arena pameran ini dimaksudkan untuk secara reguler mempromosikan komoditas
masyarakat Nusa Tenggara Timur. Namun dalam perjalanannya
arena ini hanya digunakan secara rutin pada parayaan HUT Kemerdekaan RI setiap
tahunnya, Selebihnya bangunan stand ini kosong tanpa aktivitas formal. Dampaknya
bangunan tidak terawat dan setiap tahunnya diadakan perbaikan untuk menunjang
pelaksanaan pameran. Menurut informasi deretan bangunan ini telah dijadikan
sebagai tempat tinggal sekitar 40 KK pendatang yang tidak memiliki rumah. Di
saat penyelenggaran pameran mereka membangun tempat tinggal darurat hingga
pergelaran berakhir dan kembali menempati bangunan stand.
|
Salah satu peserta: Stand Bappeda NTT |
|
Pahlawan NTT -
Stand Dinas Sosial NTT |
|
Kerajinan Tangan
Sasando – Disperindag NTT |
|
Kain Motif Daerah
– Disperindag NTT |
|
Busana Motif
Daerah – Disperindag NTT |
|
Busana Motif
Daerah – Disperindag NTT |
Arena
pameran ini memiliki luas sekitar 800 meter persegi,
dikelilingi stand permanen yang ditengahnya terdapat lapangan dengan panggung
utama. Dalam setiap penyelenggaran terdapat kurang lebih 320 stand yang terdiri
dari Instansi Pemerintah Provinsi, Pemkab/Pemkot, BUMN, BUMD, swasta hingga
stand pelaku ekonomi masyarakat. Acara juga dimeriahkan dengan berbagai lomba diantaranya lomba tarian adat antar etnis. Penyelenggaran pameran berlangsung rutin setiap
tahunnya dalam waktu dua pekan.
Pameran pembangunan setiap tahun ini bertujuan
mempromosikan potensi keunggulan daerah dengan
menyajikan hasil produksi dan hasil karya masyarakat Nusa Tenggara Timur serta
menyajikan informasi pembangunan. Selain itu beberapa stand pemerintah lebih
memperlihatkan wujud kepedulian terhadap masyarakat dengan menampilkan produk kerajinan hasil karya warga binaan, selain produk
dan jasa layanan lainnya. Berdasarkan informasi,
uang yang beredar sepanjang pelaksanaan pameran sebesar sembilan milyar, hasil
aktivitas ekonomi masyarakat yang diuntungkan dari penyelenggaraan kegiatan
ini.
|
Stand POLDA NTT –
Stand Favorit disetiap penyelanggaraan |
|
Salah satu yang
dipamerkan – Stand POLDA NTT |
|
Aktivitas Ekonomi
Masyarakat |
Pengalaman
mengunjungi pameran pembangunan ini dari tahun ke tahun dan juga di tingkat
kabupaten, mengingatkan saya di beberapa tahun yang lalu sempat mengunjungi Arena
Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau lebih sering disebut dengan Jakarta Fair, sebuah event berskala nasional yang paling meriah
seantero negeri. Mungkin pengelolaannya secara meriah perlu diaplikasikan pada tingkat
daerah. Sedikit
mengurai kebiasaan penyelenggaran kegiatan ini dari aspek sejarah. Sebagai contoh adalah Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair)
yang dirayakan pada HUT Kota Jakarta, sebelumnya merupakan tradisi dari
penyelenggaraan pasar malam setiap tahunnya di jaman kolonial. Pada waktu itu
pasar malam diadakan dalam rangka menyambut HUT Ratu Wilhelmina yang jatuh pada
31 Agustus yang selalu dirayakan hingga tahun 50-an. Kemudian sejak itu Pekan
Raya diadakan untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI pada 17
Agustus, yang tidak diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya. Lalu di tahun
70-an, Pekan Raya digelar untuk menyambut HUT Kota Jakarta dan lebih semarak
setelah dipindahkan secara permanen permulaan tahun 80-an di bekas Lapangan
Terbang Kemayoran.
|
Suasana Jakarta
Fair (http://www.kabar24.com) |
Tidak
jauh berbeda dengan kisah di atas, di Kota Kupang pasar malam juga telah
digelar di jaman kolonial. Kemudian hingga kini perayaan pasar malam itu
menjadi pergelaran menyambut HUT Kemerdekaan RI pada Bulan Agustus setiap
tahunnya. Namun terlalu jauh membandingkan dua event tersebut antara Jakarta Fair dengan event lokal provinsi
ini, baik dalam semarak penyelenggaraan, modern
venue, perputaran kapital hingga waktu, Jakarta
Fair misalnya berlangsung selama sebulan penuh dengan didukung oleh sekitar
1.300 stand.
Arena
Pameran Fatululi dibangun tahun 1995 atas gagasan Gubernur Nusa Tenggara Timur
kala itu, Herman Musakabe. Pembangunan di
Kelurahan Fatululi ini menjadi lokasi permanen sekaligus representatif di Kota
Kupang bagi penyelenggaraan event tingkat provinsi ini. Sebelum pembangunan
arena ini, penyelenggaran pameran masih berpindah-pindah lokasi seperti pernah
digelar di taman kota Kampong Solor (kini telah menjadi barisan ruko), Stadion
Mardeka dan Jalan Palapa Kelurahan Oebobo.
|
Gapura Pasar
Malam di Kota Kupang tahun 1938 (repro dok. Andre Z. Soh) |
Ada
persamaan yang unik dalam kedua event tersebut, jika di Jakarta Fair terkenal dengan makanan asli Betawi kerak telor, maka
di Arena Pameran Fatululi terkenal dengan jagung bakarnya. Tetapi tidak
terlepas dari semua itu, mungkinkah kelak di Kota Kupang ada event semacam Jakarta Fair atau yang kemudian disebut
dengan Kupang Fair dalam rangka
memeriah HUT Kota Kupang, entahlah! (*)
Kupang, 26
Agustus 2012
©daonlontar.blogspot.com
comments