Senin, 26 Desember 2016

11 Bulan Kini Usiaku!

Hari demi hari berlalu dan aku beranjak menemukan sedikit demi sedikit pengalaman tumbuh kembangku. Aku kini memiliki waktu 8 jam sehari semalam untuk tidur dan 16 jam disisa waktu diisi dengan bermain, kadang bermain sendirian, kadang juga bermain sambil ditemani ayah dan ibu. Begitu banyak mainan yang sudah dibeli ayah dari tugas dinasnya ke ibu kota, dan sebegitunya aku seperti bosan dan ingin merengkuh apa saja dan menganggapnya sebagai mainan. Salah satunya aku sudah bisa menyisir rambut sendiri, karena sudah sering merasakan rambutku disisir dan juga melihat ayah dan ibu yang sering menyisir rambut. Aku semakin aktif baik di tempat tidur maupun dilantai, yang kadang membuat aku kejedot baik di tempat tidur karena aku sering membantingkan badanku di atas spring bed yang sudah dipendekkan, namun sering aku salah tempat dan justru kepalaku mengenai dinding kamar. Demikian juga ketika aku sedang merangkak dengan cepat, kala karena terlalu semangat akhirnya membuat tulang pipiku membentur lantai, alhasil dua hal itu membuat aku menangis!

Dan kini aku semakin menyukai youtube, aku suka sekali menonton tayangan anak-anak di portal vidio tersebut, aku bisa berkosentrasi. Momen inilah yang dimanfaatkan ibu untuk memberikan aku makan, karena hanya di saat aku berkosentrasi di youtube offline, maka aku bisa memakan habis apa yang diberikan oleh ibuku. Walau hiburan di youtube cukup membantu tapi pola makanku sangat tergantung sikon, kadang aku makan banyak, kadang pula aku makan sendikit. Di saat yang sama, aku sudah melupakan gesture mengeluarkan udara dengan mulut tertutup dan atau mengeluarkan suara dari rongga mulut dengan telapak tangan menutup dan membuka.

Di bulan ini aku sempat sakit panas sehari yang membuat aku lebih banyak terdiam, namun sakitku cepat hilang, dimana aku kembali aktif dan menghibur kedua orangtuaku dengan membuat kamar layaknya kapal pecah dipenuhi mainan yang berhamburan. Karena memang kegemaranku saat ini adalah membuat sesuatu yang rapi menjadi berantakan, dan ingin menyentuh apa saja. Di bulan ini aku juga untuk pertama kalinya terkena sakit pilek yang sedikit membuat aku sulit bernapas, saat aku terlelap terdengar suara nafas yang sedikit terhambat. Saat ini juga aku lebih sering bangun tidur dengan posisi langsung duduk kadang dengan terdiam dan kadang dengan menangis.


Dalam bulan ini aku juga punya kesempatan berlibur akhir tahun di rumah oma di Alak, aku senang karena bertemu dengan oma, tante, sepupu dua kali, juga dengan orang-orang baru, aku begitu kegirangan. Ada keinginan aku untuk berinteraksi dengan orang baru dengan senyuman, padahal dibulan sebelumnya aku takut dengan orang asing. Aku juga sudah berinteraksi dengan hewan, seperti mengusir kucing dengan gesture tangan yang melambai-lambai, apalagi dengan menggunakan sendok rice cooker, seakan-akan menyuruh kucing pergi menjauh. Satu peristiwa lucu adalah ketika bertemu dengan anak kucing untuk pertama kalinya, alangkah shoknya diriku melihat kucing dalam bentuk imut, jauh dari gambaran kucing yang sering aku lihat, yang namanya “ucil”, yang terluka dibagian hidungnya.

bersama oma tersayanng

bersama dengan para sepupu dua kali

Aku semakin cerdas untuk mengambil keputusan, ketika aku sedang merangkak dan jalanku dihalangi maka aku akan memutar mencari jalan yang lain. Jika aku sedang menonton televisi dan ada yang menghalangi maka aku akan mencari celah lain untuk tetap menonton tayangan televisi. Dan kali ini aku sudah bisa mengekspresikan diri bila menginginkan sesuatu, aku segera menunjuk apa yang aku inginkan, jika tidak dikabulkan yah aku menggunakan jurus lama yaitu nangis!. Aku juga sudah punya gesture menyambut datangnya keinginan mengendong dari orang tuaku.

membantu ibu membuat kue dan makan pepaya

Aku semakin cerewet, biasa bermain dengan berbicara sendiri, kata-kata seperti mbetch, mbitch, menye-menye, aku sering keluarkan. Dan terkadang dari pembicaraan kedua orangtuaku seolah nyambung dengan pertanyaan atau apa yang sedang dingobrolkan, kala aku pernah mengucapkan di atas, tidak bisa, mie ayam, minta beli, seraya menyambung apa yang dikatakan kedua orangtuaku. Walau aku sudah bisa berdiri tegak beberapa bulan lalu, namun hingga saat ini, sepertinya aku belum percaya diri untuk bisa berdiri tanpa ditopang atau berpegangan, dan aku juga belum menunjukkan tanda-tanda untuk bisa segera berjalan. Saat ini aku sudah bisa naik ke tempat tidur sendiri, dan dengan gesitnya bisa ke dapur hingga kamar mandi. Disinilah aku kadang terlihat rajin, mulai membantu ibu mencuci pakaian, menjemur, memotong sayuran hingga membantu ibu membuatkan kue yang enyak-enyak. Aku dengan enam buah gigi, sudah gemar memakan biskuit, daging bakso, perkedel, tempe, pisang molen, kue, buah pepaya dan lainnya. Ketika apa yang sedang dimakan orangtuaku, maka aku juga seperti ingin merasakan dan meminta dan segera menangis bila tidak diberikan.

Dan sudah diprediksi oleh orang tuaku bahwa aku punya pendirian yang keras, dan aku kadang terlihat marah sendirian, entah dengan berteriak keras sambil mengomel dengan bahasa yang tidak jelas atau dengan mengebas tangan dengan kuat atau sambil memukul meja. Ini sudah dibaca orangtuaku bahwa apa keinginanku harus terkabulkan. Namun orangtuku punya trik sendiri untuk meredam kemarahanku!, salah satunya cepat digendong dan dibujuk rayu. Demikianlah kisahku di bulanku yang kesebelas ini! (*)

Kupang, 26 Desember 2016
©daonlontar.blogspot.com


comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;