Kamis, 26 Januari 2017

Alhamdulilah 1 tahun usiaku


Kini telah satu tahun usiaku. Tak ada perayaan megah hanya bersama ayah dan ibu serta mainan-mainan yang selama ini menemaniku, cukup dengan sebuah kue ulang tahun, yang ternyata kemudian hanya dihabiskan oleh kedua orangtua dan aku hanya menikmatinya sedikit. Ada peristiwa lucu di kala harus meniup kue ulang tahun, aku ingin menghindar dan pergi karena ada perasaan takut melihat nyala api lilin atau mungkin karena kuenya, namun akhirnya lilinpun dapat dipadamkan dan kami semuan bahagia sudah melewati waktu satu tahun dikehidupan awalku ini.

Aku sudah mulai bermain dengan cahaya-cahaya yang masuk kedalam kamar di pagi hari, dengan tangan yang menerpa sinar matahari, aku seperti ingin mengengamnya, karena nalarku mulai melihat semua dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Saat ini waktu tidurku semakin sedikit dan waktu bermainku semakin banyak. Aku sudah begitu lincahnya naik dan turun tempat tidur, makan sambil berpindah-pindah tempat yang membuat ibuku kebingungan, merangkak dengan lincahnya hingga berjalan dengan medorong kursi di rumah oma. Sayangnya diusiaku satu tahun ini aku belum sepenuhnya percaya diri untuk berjalan sendirian. Aku sudah bisa berdiri sepersekian detik tapi aku kemudian duduk kembali dan belum bisa melangkah walau selangkahpun, dan rupanya terus membutuhkan bimbingan untuk belajar berjalan.

ketika ingin berlari dari kue ulang tahun

mengamati lemari buku ayah

Aku juga sudah femilier dengan gadget baik untuk bermain maupun hiburan, karena sering melihat kedua orangtuaku memanggil atau menerima telepon, maka aku juga sering menunjukkan gestur sedang menelepon sambil ngomong ngalor ngidul tidak jelas, begitu ada sedikit gerakan tiruan menelepon oleh kedua orangtuaku, maka seketika itu aku segera  menanggapinya dengan berbicara menggunakan sarana yang ada dalam genggamanku. Memang apapun bisa menjadi media telpon dari kaus kaki ayah, gelas, lego hingga hanger pakaian dapat dijadikan gadget handphone. Dengan menempatkannya di telinga kanan sambil mengeluarkan bahasa hallo “baba.... baba.... apata…. apata…”  berkali-kali. Masih ada hal lucu lainnya yaitu kebiasaan menelepon oma melalui video call di handphone, dan kadang membalikkan gadget untuk melihat apakah oma sedang berada balik layar gadget, karena mengira oma sedang bersembunyi dibelakangnya. Demikian juga dengan melihat lembaran foto, selalu melihat disisi belakangnya, karena aku masih terus mengira bahwa apa yang nampak dalam foto selalu ada dibelakangnya atau sedang bersembunyi.

Aku sudah bisa menikmati beragam makanan, dengan modal gigi seadanya, aku sudah mengunyah macam-macam biskuit, macam buah-buahan, pentolan bakso, hingga gorengan. Memang aku semakin mendewasa dalam beberapa hal, dikala ibu sedang membuat gorengan, maka aku sudah bisa duduk bersila menunggu dan menikmati penganan hangat yang baru diangkat dari penggorengan dan makan bersama kedua orang tua. Kebetulan juga di bulan ini sudah bertumbuh lagi dua gigi di bagian bawah sepasang kiri dan kanan, sehingga bagian bawah sudah terdapat 4 gigi menyeimbangkan 4 gigi bagian atas. Semakin bertambah bulan-bulan yang aku lalui, maka semakin tinggi aktivitas yang aku jalani dan  bulan-bulan terakhir adalah bulan yang paling sibuk bagiku.

duduk santai di buffet

Ada lagi hal-hal baru yang aku lakukan, misalnya saat bangun tidur langsung ngobrol padahal biasanya aku bangun dengan tangisan, sekali pernah kejadian langsung bangun ngobrol dan tertidur lagi seakan menyambung cerita apa yang sedang dimimpikan dan itu menjadi cerita lucu kedua orangtuaku. Suatu waktu juga aku kedapatan sedang bertepuk tangan dalam pembaringan, sedangkan diriku masih pulas di alam tidur, entah apa yang aku soraki dalam bunga tidurku.Selain itu kebiasaan baruku saat ini, adalah suka mengigit dan meninggalkan bekas biru gigitan di lokasi-lokasi favorit yaitu lengan ayahku, paha dan punggung ibuku. Dan juga bila ibu sedang tertidur maka aku sering sekali menganggunya dengan berguling kesana kemari ditubuh ibuku. Disamping itu kebiasaanku memanjat tubuh orangtuaku semakin lincah saja, demikian juga dengan permainan yang aku sukai yaitu dikejar-kejar, yang mana ayah mengendongku dan berlari sambil dikejar ibu dari belakang, atau dicari-cari dan bersembunyi dalam gendongan kekiri dan kekanan. Beberapa kebiasaanku di awal-awal bulan yang hilang, kini aku kembali mengulangnya, yaitu mengeluarkan udara lewat mulut yang tertutup rapat.

Kini aku sedang belajar menjentikan jari, bahkan mulai menirukan suara apa yang didengar dan juga melakukan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuaku. Disamping itu aku sudah sering-sering menunjukkan suatu benda yang diinginkan, dan bila tak dikabulkan aku akan memangis, jurus ampuh sejak aku dilahirkan. Demikianlah kisah diusiaku yang telah mencapai satu tahun ini. (*)

Kupang, 26 Januari 2016
©daonlontar.blogspot.com



comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;