Rabu, 16 Februari 2022

Nico L. Kana

Nico L. Kana lahir 10 Agustus 1937 di Payeti, Sumba Timur, NTT. Ia menempuh pendidikan dasar dan lanjutan pertama di Payeti. Kemudian melanjutkan ke sekolah lanjutan atas di Surabaya. Pendidikan tingginya diperoleh di berbagai tempat, di Indonesia maupun luar negeri.

Tahun 1962 lulus Sarjana Pendidikan dari Universitas Satya Wacana di Salatiga. Tahun 1966 meraih gelar M.A. dalam Antropologi Budaya dari Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat. Lalu pada tahun 1973-1974  serta 1976 berkunjung untuk studi ke Vrije Universitet di Amsterdam, Belanda, dan meraih gelar Doktor Antropologi di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia pada tahun 1978.

Beliau adalah seorang dosen dan peneliti pada Lembaga Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Satya Wacana (Salatiga). Telah melakukan sejumlah penelitian tentang kehidupan masyarakat desa di berbagai desa di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Beberapa artukelnya dimuat dalam berbagai majalah. Salah satu karyanya yang monumental adalah Buku Dunia Orang Sawu terbitan Sinar Harapan tahun 1983. Yang selalu menjadi referensi penting hingga saat ini untuk mengkaji budaya Sabu, sebuah pulau kecil di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Buku tersebut adalah disertasinya yang awalnya diterbitkan secara lengkap oleh Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta Tahun 1978.

Selain itu juga menjadi editor beberapa buku diantaranya Dinamika Politik Lokal di Indonesia, terbitan The Ford Fondation & Pustaka Percik tahun 2000; Demokrasi dan Potret Lokal Pemilu 2004, terbitan Pustaka Pelajar tahun 2010; Konflik dan Kekerasan pada Aras Lokal, terbitan Percik Pustaka Pelajar tahun 2004; Ikrar dan Ikhtiar dalam Hidup Pendeta Basoeki Prabowinoto, terbitan BPK Gunung Mulia tahun 1987; Galeria Salatiga, terbitan Griya Media tahun 2010; Kritik Moral Pembangunan, Philip Quarles van Ufford & Ananta Kumar Giri, terbitan Kanisius tahun 2004. Menerjemahkan buku Cinta dan Benci dalam Perang Pembebasan, Fusayama Takao, terbitan Balai Pustaka tahun 1995. (*)

Kupang, 16  Februari  2022
@daonlontar.blogspot.com
 

comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;