Jumat, 18 Februari 2022

Komik Si Buta dari Gua Hantu: Tragedi Larantuka

Adalah komik cerita bergambar karya Ganes TH yang sangat populer dimasanya antara tahun 1970-an hingga 1980-an. Komik silat dengan tokoh utama “Si Buta dari Gua Hantu” menjadi karyanya yang monumental dan menjadi komik antik dan langkah yang diburu para kolektor hingga saat ini. Salah satu keunikan komik ini adalah kisah perjalanan yang tidak hanya berlatar belakang Jawa tetapi juga melintasi Bali, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah hingga ke Flores. Dan hal yang menarik adalah beberapa fakta yang terjadi, dijadikan latar belakang penulisan komiknya.

Salah satunya adalah peristiwa banjir bandang yang terjadi di Larantuka, pada tanggal 27 Februari 1979 yang menjadi background kisah “Tragedi Larantuka”. Tragedi banjir bandang membawa reuntuhan material dari gunung Ile Mandiri seperti batu-batu ukuran besar, batu kerikil, lumpur hingga kayu dari pepohonan. Fakta yang juga menyebutkan tentang dentuman yang terdengar diakibatkan oleh benturan batu-batu besar, yang berjatuhan karena terbawa oleh banjir dari gunung, di tambah dengan gemuruh petir yang membahana. Tentu pertiwa ini sulit dilupakan oleh masyarakat setempat. Bencana ini mengakibatkan korban 97 orang meninggal, 47 orang hilang, 350 orang mengalami luka-luka dan ribuan orang harus mengungsi.

Komik Si Buta dari Gua Hantu: Tragedi Larantuka terdiri dari 10 jilid terbitan Sbinmas Kodak Metro cetakan tahun 1980. Si Buta dari Gua Hantu, dalam episode 10 ini, merupakan logi ke tiga/terakhir dari trilogi: Perjalanan ke Neraka, Kabut Tinombala dan Tragedi Larantuka. Kisah Tragedi Larantuka, dimulai dari akhir kisah Tinombala. Barda Mandrawata atau Si Buta dari Goa Hantu, memiliki kesepakatan untuk mengantarkan Meinar seorang janda beserta anaknya bernama Tara untuk mengunjungi orang tuanya yang sudah lama ditinggalkan di Larantuka Flores.

Berikut adalah kisahnya. Barda Mandrawata, akhirnya mengantarkan Meina dan Tara ke Larantuka. Setelah pelayaran belasan hari lamanya, tibalah mereka di Teluk Larantuka. Sesampainya di desa, sungguh tidak terkira apa yang yang mereka dapati. Desa tidak ada keramaian seperti dahulu, saat ketika Meinar meninggalkan desa menuju Sulawesi. Bahkan orang-orang telah menghilang dari aktivitasnya di pantai, seperti nelayan dan pembeli ikan. Rumah-rumah telah ditinggalkan dalam keadaan kosong, dan tampak lingkungan yang gersang dan dimana-mana hanya ada kering kerontang. Padahal dahulunya, Larantuka diceritakan sebagai sebuah desa di lereng gunung, di tepi sebuah teluk yang permai bagaikan sebutir mutiara di ujung timur Pulau Flores. Berabad-abad lamanya ia tetap indah dan cantik. Kaya raya dengan hasil bumi serta lautnya.


Edisi sampul lainnya dari komik Si Buta dari Gua Hantu: Tragedi Larantuka
(dengan posisi tongkat ke bawah)
 
Ternyata ada semacam wabah yang menjangkiti desa kampung halaman Meinar, desa itu tampak seperti dikutuk melalui wabah penyakit yang mengakibatkan banyak keluarga Meinar yang meninggal. Bukan hanya manusia, bangkai anjing dan ternak banyak bergelimpangan di jalan-jalan desa. Baru kemudian juga diketahui bahwa desa itu, diserang wabah anjing gila. Hal inilah yang membuat desa menjadi kosong tanpa pemukim. Selain itu ada juga gangguan dari gerombolan penjahat yang merampok dan menghabisi nyawa penduduk di saat wabah terjadi.

Desa ini mengalami wabah bermula dari kedatangan orang-orang asing yang tergiur oleh alam floranya. Mereka membutuhkan hasil bumi dan kayu dari pohon-pohon di hutan dan membabatnya. Para penduduk yang bermata pencaharian nalayan beralih profesi menjadi penebang pohon, dan akhirnya secara pasti hutan di desa menjadi gundul hingga yang tertinggal hanya tanah-tanah kering dan singkatnya kemudian terjadi berbagai musibah dari kekeringan, lahan pertanian menjadi rusak hingga gagal panen. Malapetakapun segera melanda desa ini. Gerombolan babi hutan turun mencari sumber air dan menyerbu sisa-sisa ladang yang ada. Menimbulkan kesengsaraan bagi penduduknya. Tuan Dumas, seorang dokter kulit putih yang sudah lama bermukim di desa tersebut. Dengan dibantu para penduduk serta pemburu-pemburu asing, mengerahkan ratusan ekor anjing, berhasil menumpas hama satwa liar itu. Namun musibah lain muncul lagi, ratusan ekor anjing telah berkembang biak tanpa terkendali. Sehingga seluruh desa seakan-akan sudah dikuasai oleh hewan ini. Dan berjangkit pulalah wabah penyakit anjing gila yang menyebar dengan ganasnya, menimbulkan kepanikan kepada segenap penduduknya korban-korban pun berjatuhan.
 
Dalam kisah ‘Si Buta’ ini muncul beberapa tokoh penting disekitarnya. Seperti Tilongka, ayah Meinar yang telah meninggal. Silas, paman dari Meinar yang masih hidup dan kemudian dikenal juga sebagai ‘si cucut putih dari Arafuru’. Tilla, si gundul yang merupakan ketua dari perguruan ilmu kebatinan aliran hitam, Kubir, si dukun yang sangat serakah dan penuh tipu daya. Ada juga jagoan silat yang berjuluk ‘empat elang siluman dari Adonara’. Satu figur lainnya yang hanya disebutkan namanya yaitu Gondewa, ‘srigala berbulu emas’. Dan tokoh yang paling antagonis yang selalu dibicarakan adalah Brastang, si srigala bermata api, kepala begal yang sangat ditakuti di kawasan Nusa Tenggara.
 
Cerita dari awal hingga akhir, semakin pelik karena bersimpul pada pengejaran harta milik Tilongka, orang tua Meinar. Harta warisan yang dijaga Silas, untuk memastikan dapat diberikan kepada Meinar dan anaknya. Di akhir cerita,  turun hujan yang sangat deras di desa yang telah mengalami kemarau panjang. Sehingga mengakibatkan banjir. Hal ini yang mengakitkan tempat tersembunyi gua bawah tanah atau yang disebut ‘sumur bidadari’ tempat tersimpannya harta warisan kemasukan air banjir.  Belum lagi disusul dengan gempa vulkanik dari gunung api, yang membuat reruntuhan, gemuruh dan banjir lumpur yang datang dari puncak gunung ke arah perkampungan penduduk.  Banjir lumpur mengelindingkan batu-batu raksasa dari puncak gunung, membasuh seluruh wilayah dari gunung hingga teluk. Kisah ini ditutup dengan metafora “desa Larantuka itu seperti sebongkah lilin yang cair dan meleleh ke dalam laut.”

Namun yang menarik adalah kisah lainnya dalam komik ini yaitu tentang wabah anjing rabies, yang ditahun penulisan komik ini tidak ada atau sekedar fiksi namun justru menjadi kenyataan kemudian di tahun 1997 atau hampir dua puluh tahun kemudian! Berdasarkan penelitian kasus anjing gila tersebut, penularan awal berasal dari tiga ekor anjing yang dibawa oleh nelayan dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Daerah sebelumnya tersebut adalah daerah yang sedang terjadi wabah rabies. Kasus pertama di Larantuka terjadi pada November 1997 dan kemudian menyebar ke seluruh Flores. Hingga saat ini wabah ini belum hilang sepenuhnya, sudah puluhan ribu kasus gigitan anjing rabies, dan diantaranya sudah 200 lebih orang meninggal dunia.

Sang penulis pandai merangkai fakta dalam fiksi cerita dan kemudian yang menjadi misteri yaitu dapat meramal fakta dalam fiksi! Demikian sepenggal cerita komik yang melagenda ini yang kebetulan mengambil setting di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur. (*)

Kupang, 18 Februari 2022
©daonlontar.blogspot.com 

comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;