Dahulu saya sempat menyampaikan niat kepada seorang sahabat untuk memperbanyak dua
tulisannya tentang kesehatan reproduksi. Menurut saya tulisan berkualitas ini,
berguna bagi para ibu dan perempuan sebagai
upaya meningkatkan pengetahuan
terhadap kesehatan dan keselamatan persalinan dalam rangka menciptakan kualitas
hidup ibu dan anak. Tiga setengah tahun lamanya baru saya sempat mengingat
kembali dan memiliki kesempatan untuk menyebarluaskannya lagi, yang kali ini
melalui media yang lebih luas lagi, terutama setelah saya mempunyai dan
mengelola media blog pribadi. Saya masih mengingat di saat saya memintanya
untuk belajar menulis tentang keseharian yang mungkin lebih dekat dengan
profesinya sebagai bidan (dari Keping XI). Berikut ini dua tulisan tersebut:
*
* * * * * * * * * * * *
Abortus Provokatus
Photo: http://makassar.tribunnews.com
|
“ibu minta tolong, ini anak saya ada
hamil dua bulan dan ada keluar darah”, segera ku persilahkan untuk
menuju tempat pemeriksaan.
Seorang wanita yang sangat
muda bahkan ku menerka-nerka
umurnya sekitar 18 tahun, segera ku mengkaji apa yang terjadi pada wanita yang
sangat muda ini, namanya NN.
X umur 17 tahun, pelajar SLTA
tingkat 2, belum menikah, namun aku sempat tertawa waktu kutanyakan siapa calon
suaminya (siapa
yang menghamilinya), nona muda itu langsung merenggek untuk tidak menanyakan hal
itu pada dirinya, namun kujelaskan bahwa itu sebuah data yang harus diketahui
untuk proses kelengkapan data setiap pasien baru, NN muda itu meminta untuk mencantumkan
nama ayahnya saja, namun tetap saja saya menolaknya dan meminta untuk dia
memberikan nama laki-laki
itu, ibu yang ada disampingnya hanya terdiam terpaku. Tiba-tiba nn menangis
menceritakan padaku bahwa sudah 2 minggu ini dia telah putus dengan pacarnya
(laki-laki
yang tidak bertanggung jawab menghamilinya) yang merupakan kakak kelas di
sekolahnya, yang
telah mengajaknya untuk menggugurkan kehamilannya di seorang dukun, dan aku meminta
dia menceritakan apa yang dilakukan dukun itu padanya.
NN menceritakan bahwa dukun itu memasukan sebatang kayu dammar
panjang kira- kira 30 cm
dan memasuknya lewat kemaluannya
dan menusuk-nusuknya
hingga dia merasakan sakit yang amat kuat, dan saat itu yang dia rasakan banyak
darah yang keluar, dan seakan dunia ini berputar mengelilingginya, beberapa jam kemudian NN ia suruh pulang dan dianjurkan
untuk minum ramu-ramuan, namun minggu
berselang darah yang keluar tidak
kunjung berhenti dan dia merasa badanya semakin lemah dan kepalanya sering
terasa pusing, nn memberanikan dirinya untuk menceritakan semuanya pada
orangtuanya, seketika mereka menyuruh untuk memutuskan pacarnya, sambil terisak
dia menceritakanya padaku, miris juga ku mendengar pengakuan seorang wanita
muda yang seharusnya diusianya yang sekarang dia tengah berjuang untuk masa
depannya
kelak, tidak
terbaring di ruang bersalin ini dengan keadaan yang sangat lemah.
Abortus provokatus, itu diagnosis yang ku
tegakan untuk dirinya, langsung saja kulaporkan keadaannya pada dokter yang sedang jaga hari itu, segera dilakukan
pemeriksaan USG, terlihat adanya sisa jaringan yang sudah hancur pada uterusnya dan diperkirakan umur kehamilannya sekitar 8-9 minggu, dokter mengadviskan untuk segera dikuret, langsung kujelaskan pada keluarganya
dan saat itu ibunyalah yang akan bertanggung jawab untuk semua tindakan kepada
putrinya, lalu ku minta pesetujuanya untuk dilakukan kuret dengan menandatangani inform consent, kupersiapkan alat, obat,
dan NN untuk
tindakan kuret, setelah semuanya telah siap dokter siap untuk menjalankan eksekusinya pada NN, setelah dokter memasukan sonde uterus untuk mengetahui seberapa
besar uterusnya, dokter merasakan tidak adanya
tahanan, dokter
sempat curiga namun, dokter
tetap saja melanjutkan aksinya
mengambil sendok kuret dan mencoba untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan yang ada, namun hasilnya terasa tidak
ada tahanan dan dokter
segera menghentikan tindakannya
telah terjadi perforasi uterus, segera
dokter menyuruhku untuk memberikan
uterotonika yaitu drip oxy 20 unit, segera ku
bertanya biasanya kenapa sampai itu
terjadi dan dokter
bertanya bagaimana ceritanya sampai dia perdarahan dan dan ku menjawab bahwa NN sisa percobaan aborsi oleh
dukun, kemungkinan terjadinya perforasi
uterus karena penusukan secara paksa dan tanpa ilmu yang dilakukan oleh
dukun,
sehingga uterus NN terluka dan kemungkinan
rusak, sehingga sementara hanya perbaikan keadaanya dan mengupayakan bagaimana
agar darah tidak lagi keluar. Namun ku bertanya lagi kemungkinan terburuk, jika terapi ini tidak
berhasil apa yang dilakukan, dokter
menjawab ya… terpaksa harus diangkat kandungannya, karena apa yang bisa dipertahankan dengan
rahim yang telah rusak dan membusuk di dalam, mengingat sudah 2 minggu
kejadian perdukunan itu telah
berlangsung. Tiba-tiba
adrenalin dalam tubuhku meningkat, detak jantungku langsung tak terkendali
membayangakan bagaimana perasaan wanita yang baru berumur 17 tahun, harus menghadapi kehidupannya kelak dengan penyesalan
yang amat sangat karena
kenikmatan yang ingin dia rasakan padahal dia belum berhak merasakanya…..
*
* * * * * * * * * * * *
IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
Photo: http://www.dokterdesa.com |
Seorang
ibu sambil menahan sakit yang ditemani oleh suami dan seorang bidan puskesmas
memasuki lorong ruang bersalin, semakin mendekat dan segera kupersilahkan
mereka duduk, awalnya tak pernah kubayangkan apa yang kudapatkan ketika ku
mengkaji riwayat obstertri ibu ini.
Ku mendapatkan
informasi dari bidan yang mengantar bahwa ibu ini hamil yang kedua, hamil
pertama keguguran tahun 1995,
kehamilan yang hanya berlangsung 2 bulan dan terpaksa harus diakhiri dengan
sendok kuret. Dan setelah sekian lama menanti akhirnya ibu ini dinyatakan hamil
pada awal tahun 2009, tepatnya ibu ini HPHT (hari pertama haid terakhir)
tanggal 25-01-2009, dan ditafsirkan
persalinannya tanggal 5-11-2009, selama hamil Ny. x rutin untuk memeriksakan
kehamilannya (minimal
4x selama kehamilan),
namun memasuki umur kehamilan 34 minggu Ny.x
waktu jadwal control ke puskesmas, namun apa yang didapatinya, bidan tidak lagi mendengar
denyut jantung bayinya, bidan bertanya pada ibu apakah ibu masih merasakan
pegerakan anaknya? Ny.x hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sudah dari
kemarin dia tidak merasakan lagi tendangan dan putaran bayinya, dia beranggapan bayinya sedang tidur. Dengan berat hati bidanpun
memberikan informasi bahwa bayinya telah
meninggal di dalam
kandungan.
Rasanya
menyesal juga kita sebagai tenaga kesehatan, bukankah selama pemeriksaan seorang
bidan dianjurkan untuk memberikan KIE (konseling, informasi, edukasi) pada setiap ibu
hamil, apalagi Ny. x
harus mendapatkan perhatian yang sangat khusus yaitu dengan istilah “bayi mahal” konseling mengenai tanda
bahaya ibu hamil yang salah satunya mengenai pergerakan anak selama di dalam kandungan yaitu minimal
10x dan dianjurkan ibu harus segera waspada jika merasakan dalam sehari
pergerakan bayinya kurang dari 10x, terlambat sudah terlambat Ny. x datang ketika sudah tidak merasakan
lagi pergerakan bayi dalam kandungannya, dan pertanyaan bidan kenapa baru
datang sekarang? Sepertinya tidak berguna lagi,
bahkan lebih menambah kekalutan hati pasangan suami istri ini.
Entah
bagaimana perasaan seorang ibu yang sangat berharap dan menanti datangnya
keajaiban seorang
mahkluk hidup tumbuh dan berkembang dirahimnya, dari hari ke hari, bulan berganti bulan
sampai datangnya hari yang sangat menyakitkan, namun sangat ditunggu, rasanya tidak
ada suatu peristiwa di dunia
ini yang begitu sangat menyakitkan,
namun selalu membawa senyuman, dan sangat tidak masuk akal seorang ibu yang
tega membuang bayinya bahkan membunuh
bayinya sendiri, dimana perasaanya, kontak batinnya salama mengandung bayinya selama
9 bulan?
Ketika dia memperjuangkan kelahiran bayinya dan melihat wajah yang sangat polos
tanpa dosa, dengan mudah dia membuang atau membunuhnya, wajar jika memang dia mengalami gangguan jiwa yang sangat
berat, dimana rasionalnya sudah tidak bisa dibedakan lagi dengan imajinasinya.
Bahkan yang pernah saya ketahui dari discovery
channel tentang sejenis laba-laba (entah dari jenis apa), laba-laba betina akan mati di setiap proses perkembangbiakannya karena ketika bayi laba-laba lahir maka bayi-bayinya akan memakan induknya
sendiri, betapa binatangpun sebenarnya telah memberikan contoh yang sangat
mulia bahwa seorang ibu rela memberikan nyawanya untuk kelangsungan hidup
keturunannya
kelak, namun apa yang terjadi pada setiap kasus aborsi oleh pasangan di luar nikah, dan kasus bayi
yang dibuang bahkan dibunuh oleh orang tuanya sendiri, hanya karena rasa malu, malu pada
manusia, malu karena
perbuatannya
sendiri, mengapa mengapa rasa malu yang
begitu besar tidak ditujukan kepada Tuhannya?
Untuk
memastikan apakah telah terjadi IUFD?
ku melakukan pemeriksaan ulang, cukup lama ku coba untuk mencari keajaiban yang
berada di perut Ny. x,
ketika kuletakan dopler untuk mendengar bunyi jantung janin, namun nihil…
segera kutegakkan diagnosia untuk Ny. x GIIP0A1 38-39 mg dengan IUFD, segara kulaporkan dokter
tentang keadaan Ny. x, lalu advis dari dokter jaga
untuk memberikan induxy (perangsang) untuk
mengeluarkan janin yang sudah tidak bernyawa itu. Pemberian perangsang itu
sungguh sangat menyakitkan ditambah tekanan psikologis yang lebih memperberat
penderitaanya, sering terdengar jeritan rasa sakit dan tangisan kesedihan NY. x di ruang bersalin, bahkan
tidak ada yang tidak terenyuh kita sebagai seorang wanita empati terhadap
perjalanan hidupnya, sebersit pertanyaan dalam hatiku, seberapa besar dosa yang dia
perbuat sampai mendapatkan cobaan sebesar ini, tak ku bayangkan betapa bahagianya Ny.x diawal kehamilannya yang kedua ini setelah
dia menunggu selama 15 tahun dari kehamilan pertamanya, sepertinya dia tidak pernah
membayangkan bahwa kehamilan yang dia nantikan akan berakhr seperti ini.
Akhirnya selama 8 jam
menahan sakit proses kelahiran bayinya pun berakhir, lahirlah bayi laki-laki dengan berat 2000 gr, harus dibungkus tertutup
rapat dengan kain.
“ya Alloh jangan engkau berikan hambamu
ini cobaan di luar
batas kemampuanku, berikan hamba mu kekuatan kesabaran dan rasa syukur yang
sangat-sangat
besar untuk menghadapi wujud rasa
sayangmu dari berbagai macam cobaan yang kelak engkau berikan ,amin”
catatan
pengalaman seorang bidan muda…
ditulis di Kupang,
30 Oktober 2009
dipublikasikan oleh
daonlontar.blogspot.com
Kupang, 15 Maret 2013