Photo: http://mashable.com |
Saat
pertama kali dipopulerkan oleh lima orang remaja (the sunny coast skate) dari
Queensland, Australia, dalam video yang diunggah ke ke situs video streaming
Youtube tanggal 2 februari 2013 dengan durasi 0:31 menit yang dapat dilihat
disini. Video ini mengikuti kesuksesan video buatan komedian blogger Filthy
Frank, dengan memperlihatkan para remaja yang sedang duduk bersantai dalam
sebuah kamar diiringi musik potongan lagu "Harlem Shake". Seseorang
menggunakan helm dan bergoyang sendirian di tengah ruangan di antara
teman-temannya yang seolah mengacuhkannya, namun tiba-tiba saja pada scene kedua
semuanya ikut bergoyang tidak karuan. Hingga saat ini video tersebut telah
ditonton hingga 24 juta kali.
Dari
pengamatan orang awam tidak ada yang istimewa dengan prilaku dalam video di
atas, namun dengan kemajuan teknologi yang membuat video tersebut ditonton banyak
orang dan menjadi pembicaraan di jejaring sosial, media online dan media massa,
seakan menumbuhkan sebuah budaya pop baru yang tiba-tiba digandrungi oleh
masyarakat seantero dunia. Hanya dalam hitungan hampir dua bulan sudah ratusan
ribu video harlem shake berbagai versi telah diunggah ke Youtube. Bahkan kota
minipolitan seperti di Kupang, Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari arus
itu, hingga para pemuda Kota Kupang juga telah menskenario tema harlem shake
dan mengunggahnya. Sudah ada puluhan harlem shake kreasi anak Kupang yang di
Unggah ke Youtube, berikut diantaranya yang menarik:
1)
Harlem Shake Cafe Plasa Bonipoi
#TelkomselNTT, by erick3905, Published on Feb 24, 2013
2)
Harlem Shake Indonesia Versi KPK
(Kupang Punya King) Kupang - NTT Part 2, by erick3905, Published on Feb 24,
2013
3)
+PlusPhotography Harlem shake
Kupang – NTT, by Jerry Ernest, Published on Mar 8, 2013
4)
MOKU'S HARLEM SHAKE KUPANG-NTT, by
TRAVELER8304, Published on Mar 12, 2013
Video
tersebut memang lucu dengan mengambil tema kreasi anak Kota Kupang. Bukan hal
baru entitas di masyarakat Kota Kupang terpengaruh dengan budaya yang merambat
melalui aspek budaya kosmopolitan, sehingga budaya pop bisa eksis di ranah mana
saja. Kita melihat perkembangan mulai dari beberapa dekade lalu hingga kini,
seperti dari tarian breakdance, asereje, macarena, shuffle dance, gangnam style
hingga kini harlem shake. Memang kini dengan kemajuan teknologi informasi
seperti internet, ditambah lagi dengan adanya jejaring sosial dan video
berbagi, memungkinkan semua yang kita kreasi dapat eksis di dunia digital maya,
yang dapat diakses dan ditonton oleh orang di seluruh dunia. Orang-orang dengan
gaya apapun dan latar belakang apa pun membuat video harlem shake terus-menerus
dengan konsep yang sama, namun dengan latar dan orang yang berbeda-beda,
berbagai versi harlem shake juga dapat diciptakan dengan latar kamar, rumah,
pasar, bandara, kantor, pantai, mall, gym hingga dalam kolam renang.
Sedikit
kita mengurai sejarah hingga booming-nya Harlem Shake. Bermula dari sebuah
tarian di daerah Harlem, sekitar Kota New York, yang diciptakan oleh seorang
pria bernama Al B (Albee) di tahun 1981, dan sempat populer sejenak di tahun
2001, 2006, 2009 hingga kemudian oleh Baauer yang adalah seorang disk jockey
(dj) dari Brooklyn, New York, menciptakan lagu electronic dance music (EDM) berjudul "Harlem Shake" dan
kemudian diunggah ke Youtube pada 10 Mei 2012, hingga menjadi trend Harlem
shake pada bulan Februari 2013 lalu. Al B sendiri adalah seorang pemabuk yang
akan melakukan tarian atas permintaan teman-temannya. Sang pencipta mengatakan
bahwa tarian mabuk ini terinspirasi dari goyangan mumi Mesir yang terbungkus
lilitan kain, begitu juga dengan adanya pengaruh tarian Ethiopia yang disebut
Eskista. Kemudian tarian ini menjadi terkenal dengan Harlem Shake, sesuai nama
tempat tarian itu dipopulerkan.
Berbeda
dengan goyang suffle yang mengutamakan kelincahan kaki, gangnam style dengan
meniru cara berkuda, maka harlem shake memiliki perbedaan yaitu menyajikan
sebuah tarian bebas cendrung sedikit erotis oleh seorang penari tunggal dengan
ciri memakai penutup wajah dan kepala seperti topeng, kotak atau helm, ia
menari di antara sekerumunan orang yang tidak peduli, kemudian seketika diikuti
oleh orang-orang disekelilingnya menari serampangan dengan memegang sebuah
benda atau tanpa memegang apapun. Video harlem shake memang sengaja di-setting
di bawah 60 detik, semacam opera yang terdiri dari scene pertama tarian tunggal
dan kedua tarian secara beramai-ramai.
Begitu
fenomenalnya goyangan ini, menjadi menarik ditinjau dalam analisis konstruksi
budaya pop, tak heran jika teori baru bisa dihasilkan dari analisis budaya, apa
makna dari tarian ini apakah bebas dari nilai atau ada sebuah kepentingan
tertentu dari aspek budaya, lingkungan dan adaptasi. Apa makna dari seseorang
yang menari sendirian tanpa digubris lingkungannya, tetapi tiba-tiba laksana
virus yang membuat lingkungan sekitarnya meniru apa yang dilakukannya. Apalagi
dengan musik yang memiliki energi tertentu membuat orang berjoget seolah tanpa
perintah otak dan tanpa perlu ketrampilan menari, Apakah hubungannya dengan
rekayasa budaya masyarakat, entahlah! Memang dibutuhkan analisis sosial
humaniora yang lebih serius. (*)
Kupang,
30 Maret 2013
©daonlontar.blogspot.com