John Dami Mukese, lahir di Menggol,
Kabupaten Manggarai, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 24 Maret
1950 dan meninggal dunia 26 Oktober 2017 di Ende, Nusa Tenggara Timur. Tamat Sekolah
Dasar di Pembé tahun 1964, melanjutkan pendidikan di SMTP dan SMTA Seminari
Menengah Pius XII Kisol, Manggarai sampai tahun 1971. Tahun 1972 masuk Sekolah
Tinggi Filsafat dan Teologi Katolik di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero,
Flores, sampai tahun 1980. Selama di sekolah tinggi ini, banyak menulis artikel
non fiksi yang sebagian besarnya dimuat dalam Majalah Kampus sekolah tersebut,
yakni VOX atau saat ini lebih dikenal dengan VOX STFK Ledalero. Ditahbiskan menjadi
imam di tahun 1981 dan meraih gelar MM di bidang manajemen pembangunan
masyarakat pada University of The Philipines Los Banos tahun 1987, sedangkan
gelar Ph.D di bidang pengembangan komunitas diraihnya di kampus yang sama di
tahun 2009.
Adalah komik cerita bergambar karya Ganes TH yang sangat
populer dimasanya antara tahun 1970-an hingga 1980-an. Komik silat dengan tokoh
utama “Si Buta dari Gua Hantu” menjadi karyanya yang monumental dan menjadi
komik antik dan langkah yang diburu para kolektor hingga saat ini. Salah satu
keunikan komik ini adalah kisah perjalanan yang tidak hanya berlatar belakang Jawa
tetapi juga melintasi Bali, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah
hingga ke Flores. Dan hal yang menarik adalah beberapa fakta yang terjadi,
dijadikan latar belakang penulisan komiknya.
Salah satunya adalah peristiwa banjir bandang yang terjadi di Larantuka, pada tanggal 27 Februari 1979 yang menjadi background kisah
“Tragedi Larantuka”. Tragedi banjir bandang membawa reuntuhan
material dari gunung Ile Mandiri seperti batu-batu ukuran besar, batu kerikil,
lumpur hingga kayu dari pepohonan. Fakta yang juga menyebutkan tentang dentuman yang terdengar diakibatkan oleh benturan
batu-batu besar, yang berjatuhan karena terbawa oleh banjir dari gunung, di tambah dengan gemuruh petir yang membahana. Tentu pertiwa
ini sulit dilupakan oleh masyarakat setempat. Bencana ini mengakibatkan korban
97 orang meninggal, 47 orang hilang, 350 orang mengalami luka-luka dan ribuan
orang harus mengungsi.
Tahun 1962 lulus Sarjana Pendidikan dari Universitas Satya Wacana di Salatiga. Tahun 1966 meraih gelar M.A. dalam Antropologi Budaya dari Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat. Lalu pada tahun 1973-1974 serta 1976 berkunjung untuk studi ke Vrije Universitet di Amsterdam, Belanda, dan meraih gelar Doktor Antropologi di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia pada tahun 1978.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!