Jika ke Pantai Losari Kota Makassar serasa wajib untuk menikmati pisang epe, penganan khas di negeri anging mammiri ini. Pasalnya pisang
epe adalah jajanan enak, manis dan gurih yang mudah ditemukan di Pantai Losari
dan menjadi bagian dari wisata kuliner. Memang pisang epe adalah jajanan khas
Makassar berbahan dasar pisang, selain es pallu butung dan es pisang ijo. Dalam bahasa lokal Makassar, kata epe memiliki arti jepit, dinamakan demikian karena prosesnya pembuatannya pisang di epek atau dijepit dengan alat pres yang terbuat
dari dua papan kayu.
Prosesi politik lima tahunan telah kembali disambut di tanah Flobamora.
Momen yang dinantikan karena Nusa Tenggara Timur akan kembali menggelar Pemilihan Kepala Daerah secara langsung untuk yang
kedua kalinya. Sekedar review lima
tahun yang lalu Pemilukada NTT 2009-2013, hanya diikuti oleh 3 (tiga) Paket dan
dimenangkan oleh Paket Fren (Drs. Frans Lebu Raya - Ir. Esthon L. Foenay, M.Si) dalam satu putaran saja. Namun nuansa akan berbeda karena kali ini akan
diikuti oleh 5 (lima) paket pasangan Cagub-Cawagub Pemilukada NTT
2013-2018, yang tentunya
akan lebih semarak dan lebih kompetitif dalam menemukenali permasalahan NTT,
menemukan solusi dan kemudian dijadikan visi, misi dan program sebagai tawaran
politik untuk menuju Nusa Tenggara Timur lebih baik. Tentu bukanlah hal yang
mudah menyelesaikan semua permasalahan NTT yang kompleks, sehingga dibutuhkan
kepemimpinan yang luar biasa oleh para kandidat, yang kini berhasil
menjadi putra-putra terbaik dari tanah Flobamora dari berbagai latar belakang
yang terpilih menjadi Cagub-Cawagub NTT periode 2013-2018, untuk maju dan
bersaing secara sportif di ranah kontestasi politik.
Di tahun 2005 saya meninggalkan Unhas dengan status
sarjana, dan kemudian bisa kembali ke Unhas untuk sebuah diklat perencanaan
selama sebulan. Sekedar berbagi Unhas di masa kini dalam beberapa gambar!
Sejenak film ini terasa hanya mengedepankan sisi
sensualitas, namun jika kita mengikuti alur ceritanya maka kita akan menemukan
sebuah gambaran kehidupan yang menyentuh sisi terdalam dari manusia, hasrat,
harga diri dan pilihan hidup. Film Eropa garapan Giussepe Tornatore ini
menampilkan setting romansa yang diangkat
dari sebuah kisah nyata di negerinya Mussolini, Italia. Kisah yang dinarasikan
oleh Renato tentang masa lalunya, ketika mengalami masa pubertas.
Alangkah baiknya jika film ini hanya ditonton bagi yang telah dewasa.
Harus disadari bahwa lukisan tempo
doeloe adalah produk masa lalu yang dikembangkan di negeri Hindia Belanda, oleh
para penjelajah Eropa dengan kepentingan tertentu. Sehingga karya-karya pelukis
Eropa tersebut memiliki unsur subjektivitas dalam memahami realitas. Terkadang
lukisan dihasilkan lebih mempertimbangkan hasil imajinasi, bahkan lebih ekstrem
lagi jika sang pelukis tidak pernah datang ke nusantara atau melihat realitas secara
langsung dan malah melukis berdasarkan naratif dan deskriptif dari orang lain
yang pernah bertualang di nusantara. Dengan demikian lukisan sebaiknya ditelaah
untuk memahami unsur imaji dari para pelukisnya.
Dalam beberapa pengamatan, saya
telah menemukan beberapa kisah yang ambigu dalam lukisan seperti terlihat pada
rangkaian lukisan-lukisan dengan argumen berikut ini:
1) Ambassadors of the VOC to Timor in 1756
![]() |
collectie.tropenmuseum.nl |
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!