Di tahun 2005 saya meninggalkan Unhas dengan status
sarjana, dan kemudian bisa kembali ke Unhas untuk sebuah diklat perencanaan
selama sebulan. Sekedar berbagi Unhas di masa kini dalam beberapa gambar!
Cikal bakal berdirinya Universitas Hasanuddin pada tahun 1956, bermula
dari berdirinya Fakultas Ekonomi tahun 1947 di Kota Makassar yang merupakan
cabang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta, berdasarkan
keputusan Letnan Jenderal Gubernur Pemerintah Hindia Belanda kala itu. Sehingga tercatat sebagai Fakultas Ekonomi pertama dan tertua di Indonesia. Fakultas
Ekonomi ini sempat dibekukan karena alasan keamanan dan baru dibuka kembali pada
tahun 1953 di bawah pimpinan Prof. Drs. G.H.M. Riekerk. Hingga kemudian pada 10
September 1956 diresmikannya Universitas Hasanuddin yang merupakan gabungan
beberapa fakultas yang sudah ada.
Nama Universitas Hasanuddin diambil dari nama Raja Gowa ke-16 yang juga merupakan pahlawan nasional Indonesia, yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, namun lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja.
Karena keberanian Sultan Hasanuddin
melawan kolonial, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang
artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Sehingga kini lambang/logo Unhas terdapat ayam jantan yang melambangkan sifat Sultan Hasanuddin yang mencerminkan
sikap intelek, berjiwa besar dan militan dalam gerak ke arah kemajuan. Inilah kemudian
yang mungkin mempengaruhi kultur militansi para mahasiswanya. Saya sempat
merasakan bagaimana kerasnya kehidupan mahasiswa yang terkadang diselinggi
dengan aksi tawuran.
Sejak 17 September 1981 Unhas telah menempati Kampus Tamalanrea yang pada awalnya dirancang oleh Paddock Inc., Massachustts, AS dan dibangun oleh OD 205, Belanda yang bekerjasama dengan PT. Sangkuriang Bandung di atas tanah seluas 220 Ha. Unhas saat ini telah dipimpin oleh 11 Rektor, dan saat ini yang menjabat adalah Prof. Dr.dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO sejak tahun 2006.
Sejak 17 September 1981 Unhas telah menempati Kampus Tamalanrea yang pada awalnya dirancang oleh Paddock Inc., Massachustts, AS dan dibangun oleh OD 205, Belanda yang bekerjasama dengan PT. Sangkuriang Bandung di atas tanah seluas 220 Ha. Unhas saat ini telah dipimpin oleh 11 Rektor, dan saat ini yang menjabat adalah Prof. Dr.dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO sejak tahun 2006.
Gedung rektorat Unhas inilah tempat rektor berada mengatur segala manejemen
pengelolaan Kampus Unhas. Menjadi pusat urusan kampus yang membawahi seluruh
fakultas dan lembaga lainnya. Menarik arsitektur gedung ini, teman saya pernah
berujar. “kenapa ada atap di lantai dasar?”
sambil terus berkata, “karena lupa
menaruhnya di bagian atas!”. Benar adanya gedung rektorat ini tidak beratap,
dan atapnya terdapat di bawah gedung yang menjadi tempat parkir mobil rektor. Namun
terlepas dari itu, arsitektur bangunan adalah perpaduan antara fungsional dan
estetika.
Unhas memiliki dua pintu masuk Kampus Tamalanrea atau yang lebih dikenal
dengan nama Pintu I dan Pintu II, di Pintu I Unhas terdapat jalan yang
menghubungkan dari gerbang dengan kompleks kampus, jalan ini biasa dinamakan Boulevard Unhas, jalan yang banyak
memberi kesan nostalgia, bahkan sering dipuisikan oleh sastrawan jebolan kampus.
Adapun tugu dalam kampus yang dibangun adalah tugu juang atau ada juga
yang menyebutnya dengan tugu phinisi dengan model layar terkembang, esensinya mewakili
tridarma perguruan tinggi. Setidaknya ini menjadi tekad dari pengembangan Pola
Ilmiah Pokok (PIP) kelautan yang menjadi rujukan Unhas sebagai orientasi
lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Selain itu terdapat juga prasasti yang
ditandatangani oleh Presiden dan Wapres, SBY – JK tahun 2006 lalu.
Satu hal unik dari kampus Unhas adalah keberadaan danau, yang memberikan
nuansa teduh bagi mahasiswa yang mengalami kepenatan perkuliahaan. Selain
memperindah lanskap juga banyaknya pohon yang tumbuh dengan subur menambah
kesan hijau, sehingga Unhas turut menyumbang RTH bagi Kota Makassar. Masih
teringat ketika ditanamnya anakan jati putih (Gmelina arborea) yang tersebar di lingkungan kampus, kini pohon
tersebut tumbuh semakin meninggi. Di seputaran danau
sebelah timur tersedia jogging track,
yang dahulunya saya sering jadikan rute lari di pagi yang masih gelap. (*)
Kupang, 14 Februari 2013
©daonlontar.blogspot.com
©daonlontar.blogspot.com