Selasa, 18 Agustus 2020

Tentang buku!


Setiap orang punya minat masing-masing. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dari kecil hingga kita dewasa, dari keluarga hingga teman atau juga bukan dari keduanya. Minat ini yang kemudian menjadi hobby. Sedari sekolah dasar saya punya ketertarikan khusus dengan buku. Saya suka sekali mencium aroma buku tulis yang baru dibeli di toko dan atau buku mata pelajaran baik yang lama dan baru. Ada aroma memori dari bau buku-buku itu. Ia seperti makanan, bukan untuk perut tetapi untuk jiwa.

Saya juga suka melihat susunan buku-buku. Sejak sekolah dasar saya juga suka menyusun deretan buku, buku apa saja, karena melihatnya seperti melihat pelangi. Sesuatu yang nikmat dipandang. Saya sering menabung untuk membeli buku dari cergam, novel silat, majalah hingga buku-buku ketrampilan. Ke kios atau toko buku adalah hal yang paling saya sukai apalagi perasaan telah membeli buku, alangkah senangnya.

Ada suatu hormon dalam jiwa yang menuntun saya untuk mencari dan menemukan buku layaknya kekasih. Buku yang saya dapatkan tak selamanya di baca, hanya menumpuk untuk menunggu antrian. Banyak sketsa-sketsa dalam pikiran saya layaknya jigsaw. Dari pengalaman membaca, meminjam buku, menemukan buku antik, membuka toko buku, ditipu oleh penjual buku, kehilangan buku bahkan hingga mencuri buku.

Sebagai pengantar, maka kali ini saya mencoba menuliskan pengalaman-pengalaman saya ketika mulai bertemu dan bencengkarama dengan gadis-gadis yang bentuknya adalah buku! (*)
Kupang, 18  Agustus  2020
@daonlontar.blogspot.com


comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;