Dalam bulan Ramadhan memang sebaiknya mengisi waktu dengan banyak membaca, baik
Al-Qurannul Karim maupun bacaan islami lainnya. Kali ini saya membaca buku
tentang perempuan berjudul “Perempuan”
dengan judul kecil, “dari Cinta sampai
Seks, dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru”
karya M. Quraish Shihab, yang telah dikenal
sebagai pakar al-Qur'an di Indonesia dan sudah menghasilkan lebih dari 50 karya yang telah
dibukukan. Penulisan buku ini memiliki karakteristik sesuai dengan kemampuan
sang penulis dalam menerjemahkan dan meyampaikan
pesan-pesan al-Qur'an dalam konteks kekinian tanpa kaku menilai al-Qur'an secara tekstual. Model penafsirannya adalah dengan menggunakan sejumlah ayat al-Qur'an, hadis rasul, pandangan ulama tradisional dan kontemporer
serta keilmuan modern yang membahas masalah tertentu, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat
tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang menjadi pokok pembahasan.
Dengan judul
perempuan bukan berarti hanya membahas tentang perempuan, karena bagaimanapun
oposisi biner dari perempuan adalah laki-laki, maka apa yang menyangkut perempuan
juga akan melibatkan laki-laki sebagai bagian keseluruhan umat manusia. Pembahasan
menarik seputaran hubungan antara laki-laki dan perempuan, bias pandangan lama
terhadap perempuan, kecantikan, kesetaraan, cinta, martabat, kemandirian,
pernikahan, rumah tangga, keluarga sakinah, poligami, nikah mut’ah, nikah
sirri, keluarga berencana, kawin hamil, aborsi, pendidikan keluarga, bias kontemporer,
pernikahan beda agama, kepemimpinan, politik, aktivitas publik, olah raga, seni
suara hingga eksploitasi seks. Semua tema tersebut
berkaitan dengan kedudukan perempuan yang dilihat dari sudut pandang keIslaman yang bersesuaian dengan segala sifat, karakter dan kebiasaannya yang menjadi kodrat dan fitrah perempuan
sebagai manusia unik ciptaan Tuhan. Beberapa diskusi menarik dapat ditemukan
dari bab ke bab dalam buku ini, seperti bahwa perempuan memiliki dua keunggulan
yaitu pertama: memiliki perasaan halus yang dapat menyentuh kalbu dan kedua: memiliki
argumentasi kuat yang dapat menyentuh nalar (hal. 372), memang ini menjadi
tantangan bagi setiap laki-laki untuk membuktikannya.
Pertanyaan muncul kenapa harus membahas tentang perempuan, seperti
yang saya kutip dari tulisan pengantar buku ini bahwa, “semua lelaki harus mengakui bahwa dia membutuhkan perempuan untuk
menyalurkan cinta yang terdapat dalam jiwanya sehingga, jika seorang lelaki
tidak menemukan perempuan yang dia cintai, dia akan mencintai perempuan yang
dia temukan. Semua lelaki harus mengakui bahwa tanpa perempuan hati lelaki akan
remuk dan tanpa perempuan lelaki akan saling menghancurkan” dan juga
kutipan lainnya, “ketika perempuan
memasuki hidup lelaki, lelaki menjadi seniman, penyair dan sastrawan. Kalau kita
menyingkirkan perempuan atau yang berkaitannya dengannya dari sastra, kita akan
kehilangan banyak sekali apa yang selama ini kita nilai sastra, karena para
sastrawanlah yang paling mampu menikmati keindahan dan meengekspresikannya”,
bukankah dengan membaca buku ini, lelaki akan lebih memahami perempuan dan
dapat menempatkan perempuan pada tempat yang seharusnya!.
Buku bersampul pink
setebal 461 halaman ini, telah menjadi salah satu national bestseller karena buku yang saya pegang telah mencapai
cetakan yang ke VII pada Juli 2011 dari cetakan ke I Juli 2005 lalu. Buku ini diakhiri
dengan kesimpulan bahwa perempuan kini diakui akan hak-haknya berdasarkan
kodratnya, sehingga dapat menuliskan sejarahnya sendiri tanpa harus didikte
oleh laki-laki. Dengan demikian perempuan dapat berdiri pada tempat yang
seharusnya tanpa halangan dan tanpa eksploitasi. Wallahu a’lam…!(*)
Kupang, 22 Juli 2013
©daonlontar.blogspot.com