Beberapa minggu terakhir berbagai
media dalam dan luar negeri
merilis berita tentang tiga orang pemuda delegasi asal Uni Emirat Arab (UEA)
yang di usir keluar dari Arab Saudi. Ceritanya berawal dari tiga orang pemuda asal UEA yang datang ke Arab
Saudi untuk menghadiri festival kebudayaan Janadriyah
Heritage and Culture Festival di Riyadh. Mereka bersama delegasi lainnya,
sedang mempromosikan pariwisata UEA di festival tersebut, namun kemudian aksi
mereka dihentikan oleh rombongan polisi syariah yang datang menyerbu ruangan
dan menarik keluar ketiga
tersebut dengan alasan, "mereka terlalu tampan".
Polisi syariah beranggapan bahwa ketiga pemuda ini akan membuat para
perempuan yang menghadiri festival tersebut jatuh hati dan tak dapat menahan
diri, kemudian
tergoda imannya dengan ketiga pemuda tampan tersebut. Ketiga pemuda itu
dikabarkan langsung dideportasi ke Abu Dhabi, UEA oleh pihak imigrasi Arab Saudi. Salah satu dari tiga pemuda itu diketahui bernama Omar
Borkan Al Gala (33 tahun), aktor, fotografer
fashion, model dan penyair populer asal Uni Emirat Arab (UEA), sedangkan identitas
dua pria lainnya masih belum diketahui.
Sebagai negara dengan mayoritas
penduduk beragama Muslim Sunni, Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara
yang sangat konservatif. Hal-hal yang dianggap mencederai syariah akan ditertibkan. Salah satunya adalah ketampanan yang
bisa membuat gejolak di masyarakat,
begitulah hukum syariat Islam yang berlaku di negara itu. Kehadiran ketiga
pemuda tersebut dikuatirkan akan memicu pengunjung perempuan menggunjingkan
mereka karena ketampanannya. Bahkan jika diijinkan tinggal lebih lama akan
berdampak pada kaum hawa Arab Saudi terhadap godaan duniawi.
Namun muncul berbagai pertanyaan,
siapa yang diuntungkan oleh pemberitaan ini. Mengapa hanya seorang yang
diketahui dari tiga orang yang dilaporkan dideportase?. Mengapa berita ini
cepat menyebar melalui jaringan online ke seluruh dunia?, dan masih dengan beberapa pertanyaan lainnya. Belakangan
diketahui bahwa heboh berita ini sengaja untuk dilebih-lebihkan, bahwa orang
tampan di Arab Saudi juga adalah hal biasa saja.
Dalam pelaksanaan Festival Janadriyah Heritage and
Culture, yang kabarnya mirip dengan Jakarta Fair, terdapat sebuah stand
milik Uni
Emirat Arab (UEA), yang mengelar acara nyanyian dan
tarian yang mengundang perhatian orang banyak, sehingga polisi syariah (Hai’ah) turun tangan menertibkan. Mereka
menegur tiga orang pemuda yang berada di stand dan meminta kepada panitia stand tersebut menarik mereka
keluar, tetapi kemudian panitia mengambil tindakan untuk segera memulangkan
mereka bertiga kembali ke UEA, tidak seperti dikabarkan bahwa Pemerintah Arab Saudi mendeportasi mereka secara paksa. Begitu juga pemberitaan
bahwa pengusiran tiga pria tampan ini berhubungan dengan kemarahan polisi
syariah Arab Saudi
karena di hari sebelumnya UEA mendatangkan seorang aktris seksi ke festival
tersebut tanpa memberi tahu pihak berwajib yang membuat kehebohan di kalangan pria-pria
Arab Saudi.
Lalu
kira-kira siapa yang diuntungkan oleh berita ini, apakah para jurnalis dengan
alasan menambah nilai jual berita atau mungkin kita bias menemukan jawaban
lain, tengok
saja fan page milik Omar Borkan
Al Gala, yang sebelum pemberitaan ini mengemuka hanya memiliki
puluhan ribu like dan orang yang
membicarakan soal ini. Namun setelah ekspose media, hingga tulisan ini dibuat telah
mencapai 539.645
like dan 546.337 orang membicarakan hal ini. Berita tentang ketampanan ini membuat penasaran
kaum hawa, tidak main-main hampir diseluruh dunia, mereka mencari identitas si
Omar dan foto-fotonya, di fan page-nya
mereka umumnya memuji-muji ketampanan Omar, mengagumi pandangan tajam mata Omar
serta bibirnya yang dianggap seksi. Ada juga yang menanyakan bagaimana pendapat
Omar karena dianggap terlalu tampan dan sebagian lainnya lagi menawarkan Omar
untuk datang ke negara mereka tanpa harus dideportase. Herannya juga mengapa baru
kali ini berita tentang ketampanan menjadi heboh, apakah karena berita tentang
kecantikan perempuan di berbagai media di dunia menjadi hal yang biasa dan membosankan,
sehingga muncul berita ketampanan yang menarik perhatian kalangan hawa, setidaknya
sebagai bentuk perlawanan terhadap pengaruh gender pemberitaan kecantikan yang
selama ini didominasi untuk pasar laki-laki, entahlah!.
Sebagai seorang penyair Omar juga
pandai menekuk hati perempuan, kata-kata yang pernah ditulis di statusnya bahwa
kecantikan perempuan harus dilihat dari kedua matanya. "The beauty of a woman must be
seen from in her eyes, because that is the doorway to her heart, the place
where love resides". Dia juga sempat menulis tentang apa yang dialaminya
di Arab Saudi, "This is what written in newspapers in
over the world :) UAE men ordered to leave Saudi Arabia for being 'too
handsome'. Read
More : http://bit.ly/ZBwe4V”.
Kisah ketampanan juga pernah
dipermasalahkan sekitar 3700 tahun silam atau tepatnya di masa Nabi Yusuf a.s.
(1745-1635 SM), yang merupakan seorang nabi agama samawi (langit). Dalam
hikayat nabi Yusuf a.s.,
disebutkan sebagai laki-laki tertampan di dunia. Diceritakan bahwa ketika Yusuf
tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha, tak bisa menahan diri untuk
menggoda Yusuf karena ketampanannya dan dipastikan setiap perempuan yang melihatnya pasti terkesima. Namun
karena pertolongan Allah sehingga imannya
kuat, Yusuf menolak ajakan isteri tuannya.
Berita ini menjadi heboh di penjuru
negeri, terdengar isu bila isteri-isteri pembesar negeri mempergunjingkan apa yang telah
dilakukan oleh Zulaikha kepada Nabi Yusuf. Karena merasa dirugikan, Zulaikha
kemudian mengundang para istri pembesar tersebut untuk memperlihatkan
kenyataan. Zulaikha menghidangkan kepada para tamunya buah-buahan disertai
dengan pisau tajam, lalu kemudian meminta
Nabi Yusuf berjalan mengelilingi para undangan. Alhasil, setelah para undangan memperhatikan
dengan jelas ketampanan Nabi Yusuf, mereka kagum dan tercengang sampai tidak
terasa mengiris-giris jemarinya sampai terluka dengan darahnya mengalir.
Melihat ketampanan Nabi Yusuf, mereka akhirnya mengerti apa yang mendasari perbuatan
yang telah
dilakukan oleh Zulaikha, mereka bahkan menilai Nabi Yusuf a.s. bukanlah manusia tetapi
sesungguhnya adalah malaikat. Karena semakin gempar akibat ketampanan Nabi Yusuf a.s., maka para pembesar istana akhirnya
mengambil keputusan untuk memenjarakan Nabi Yusuf.
Dengan demikian sesungguhnya kisah Nabi Yusuf seperti
terulang di berbagai masa, ketampanan kemudian
menjadi hal yang dipermasalahkan dan kini ketampanan menjadi tren berita hangat dari
berbagai kisah dan berita tentang kecantikan para selebritis yang mendunia. Jika pemuda tampan
saja sudah membuat perempuan jatuh hati apalagi lagi jika diberi predikat too handsome. (*)
Kupang, 30 April 2013
©daonlontar.blogspot.com
©daonlontar.blogspot.com