Mengenang adalah kelebihan manusia
yang tidak dimiliki makhluk manapun. Membuka kembali guratan halaman-halaman
yang pernah dibuka memberi sentuhan ritmik sanubari akan halaman-halaman yang
pernah dibaca, pernah dilalui, pernah diceritakan dan pernah didiskusikan. Kenangan
itu membawa keteduhan bahwa masa lalu adalah keindahan yang pernah digapai.
Mendekap lalu menciumi dan mengharumi rentetan halaman yang seperti berlari,
menepuk punggung buku seakan tak ingin melepaskannya, mengengamnya ibarat peti
emas dan menimangnya laksana merpati dan kemudian merapikannya kembali.
Buku menjadi sejarah dalam setiap
langkah, bukulah yang memberikan arti, cerita, makna, Kesan bahkan kepolosan.
Dalam setiap perjumpaan manusia dengan realitas, tak lengkap rasanya bila tak diabadikan
dalam halaman lembar demi lembar yang kemudian dibaca dan terus dibawa pergi
untuk dikenang. Buku telah dibingkai dalam sampul yang menjaganya agar
terlindung dan kelak dibuka dan dibuka lagi agar apa yang pernah diceritakan,
diceritakan kembali. Apa yang diawali dengan perasaan yang kemudian terwakilkan
dalam kata dan kalimat toh akan berakhir juga ke perasaan yang membacanya dan
memaknainya.
Tak ada yang lain boleh membelai
halaman-halaman yang pernah dibuka karena kamilah pewarisnya, entah sampai
kapan, hingga malam semakin larut atau hingga suatu fajar yang datang kemudian.
Mungkin ada yang luput dan terlewatkan dalam sebuah kesempatan yang sekejap itu,
namun itulah jebakan sisi romantisme tentang hidup, bahwa apa yang berkesan
dalam waktu lampau nan pendek berbekas hingga masa mendatang nan panjang. Antara
buku yang dikembalikan dan buku yang terberikan.
Dan biarlah halaman-halaman yang
pernah dibuka menjadi sayap yang terus terbang hingga kelelahan dan berhenti
dengan sendirinya. Halaman hari terus berganti, selepas ini waktupun terus
berlalu meninggalkan kesan yang biasa saja ataupun yang sangat mendalam dalam
setiap perpindahan halaman. Kemarin menjadi kenangan, hari ini adalah hadiah
dan esok menjadi misteri!
Malam Takbiran Lebaran, 1 Syawal 1434
H
Kupang, 7 Juli 2013
©daonlontar.blogspot.com